Sep 8, 2008

Masalah Remaja Pengenalan Jati Diri

BANYAK orang menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan tapi sekaligus juga paling membingungkan. Masa dimana seseorang mulai memikirkan tentang cita-cita, harapan, dan keinginan-keinginannya. Namun juga masa yang membingungkan, karena ia mulai menyadari masalah-masalah yang muncul ketika ia mencoba untuk
mengintegrasikan antara keinginan diri dan keinginan orang-orang di sekitarnya.
Pada saat inilah orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk menolong anak remajanya, supaya mereka tidak salah jalan. Tetapi tidak dapat dipungkiri kalau pada saat yang sama orangtua mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang dialami remaja,baik secara fisik maupun psikis. Oleh karena itu orangtua perlu melakukan pendekatan-pendekatan yang tepat agar dapat mengerti dan memahami masalah anak remajanya. Jika tidak maka hal ini akan menyebabkan banyak kesalahpahaman di antara mereka.
Bagaimana menjaga hubungan yang harmonis antara orangtua dengan anak-anaknya yang menginjak usia remaja? Bagaimana orangtua dapat menolong anak-anak remajanya untuk mengenal diri lebih baik?
Tentunya kita perlu mengetahui tentang keunikan usia remaja ini.

PEMBENTUKAN DIRI REMAJA: MANGGA DAN JERUK -*-

"Kalau menanam pohon jeruk, pastilah buahnya jeruk; kalau menanam
pohon mangga, pastilah buahnya mangga." Setiap orangtua yang telah
melakukan pekerjaan rumahnya dengan sebaik-baiknya, pastilah memiliki harapan bahwa si anak yang telah "ditanam" itu akan bertumbuh sesuai dengan didikan yang telah diberikan. Biasanya si
anak akan bertumbuh sesuai dengan target orangtua ... sampai ia menginjak usia remaja. Tapi... si anak yang penurut, suka membantu,
tidak melawan, periang, dan sebagainya, tiba-tiba berubah menjadi seorang yang pemurung, cepat tersinggung, masa bodoh, dan suka melawan. Dalam keadaan terkejut, kita pun dengan gugup bertanya-
tanya, "Apakah kami telah melakukan kesalahan? Jika ya, kekeliruan apa yang telah kami lakukan?"
Saya pikir intropeksi memang perlu, sehat, dan alami, asalkan tidak dilakukan dengan gegabah dan tidak rasional. Melihat perubahan drastis pada anak kita memanglah mengejutkan serta menakutkan.
Mengejutkan karena pohon mangga yang telah kita tanam, sekarang berbuah jeruk; sedangkan pohon jeruknya berbuah mangga. Menakutkan karena kita merasa tak berdaya mengendalikannya. Sebelumnya segala sesuatu berjalan menurut aturan, dalam arti perilaku si anak tetap dalam perkiraan kita. Apabila kita memarahinya, ia menjadi takut
atau menangis. Jika kita tidak memarahinya, ia pun menunjukkan perasaan yang riang dan perilaku yang ramah. Tanpa sebab ia mulai memperlihatkan sikap bermusuhan dengan kita. Kita mencoba
mengajaknya berdialog, yang kita terima darinya hanyalah, bahu terangkat seraya berkata, "Tidak ada apa-apa." Adakalanya ia membisu seribu bahasa dan usaha kita mengajaknya bicara terasa sia-sia.
Sebelumnya kita merasa sangat berarti dalam hidupnya, sekarang kita merasa sangat kecil dan terkucil di hadapannya. Kita berupaya mengetuk pintu hatinya, namun ia bersikeras menguncinya.
Dalam bukunya, "Helping The Struggling Adolescent", Les Parrot III
menguraikan konsep diri remaja yang terdiri dari empat aspek.
ASPEK PERTAMA adalah DIRI SUBJEKTIF, yaitu pandangan pribadi remaja tentang siapakah dirinya. Ada remaja yang menilai dirinya tampan,tapi ada pula yang menganggap dirinya tidak menarik. Ada remaja yang melihat dirinya supel, namun ada pula yang "kuper" (alias kurang pergaulan). Konsep diri subjektif bersumber dari penilaian orangtua,
guru, dan teman yang telah menjadi konsep diri si remaja.
ASPEK KEDUA ialah DIRI OBJEKTIF, yakni pandangan orang lain tentang diri si remaja. Pandangan orang lain bersifat mandiri dan beragam,
dalam arti pandangan ini merupakan pandangan pribadi seseorang tentang si remaja dan pandangan tiap orang tidak harus sama dengan yang lainnya. Si remaja mungkin berpikir bahwa ia adalah seseorang yang ramah dan ringan tangan (diri subjektif), namun beberapa temannya menganggap bahwa ia adalah seseorang yang mau tahu urusan
orang lain (diri objektif).
ASPEK KETIGA ialah DIRI SOSIAL, yaitu pandangan si remaja akan dirinya berdasarkan pemikirannya tentang pandangan orang lain terhadap dirinya. Di sini si remaja melihat dirinya dengan menggunakan kacamata orang lain. Ia mereka-reka apa penilaian orang lain terhadap dirinya dan sudah tentu rekaan ini dapat tepat tapi dapat pula keliru. Ia mungkin menganggap bahwa orang lain melihatnya
sebagai seseorang yang berani (diri sosial) namun dalam kenyataannya beberapa temannya memandangnya sebagai seseorang yang kurang ajar(diri objektif). Ia sendiri mungkin menilai dirinya bukan sebagai
seseorang yang berani melainkan sekadar sebagai pembela keadilan(diri subjektif).
ASPEK KEEMPAT adalah DIRI IDEAL, yakni sosok dirinya yang paling ia dambakan atau ia cita-citakan. Diri ideal adalah diri yang belum
terjadi atau terbentuk sehingga si remaja terus berusaha mencapainya. Ia mungkin melihat dirinya sebagai seseorang yang tidak stabil (diri subjektif), oleh karena itu ia senantiasa berupaya menjadi seseorang yang sabar (diri ideal).
Menurut hemat saya, aspek yang paling berpotensi menimbulkan masalah bagi remaja dari keempat konsep diri ini, adalah diri sosial. Kita
semua pasti pernah bertanya-tanya, apa penilaian orang lain terhadap diri kita. Pada diri remaja, pertanyaan semacam ini amatlah penting karena ia sangat bergantung pada penilaian orang lain, terutama teman-temannya. Pada remaja, konflik antara diri subjektif dan diri sosial mudah terjadi. Misalnya, pada awalnya si remaja berpikir bahwa ia adalah seorang yang alim (positif) karena orangtuanya kerap kali memujinya sebagai seorang anak yang alim. Ia sendiri menyadari bahwa ia jarang sekali melawan kehendak orangtuanya dan ia tidak pernah menerima teguran keras dari gurunya. Ia berkeyakinan bahwa
menjadi anak yang alim adalah suatu hal yang baik.
Masalah mulai timbul tatkala ia memasuki usia remaja, di mana ia mulai menyadari bahwa anak yang nakal mendapatkan hormat dari teman-
teman karena dianggap berani. Sebaliknya, anak yang alim justru terlupakan dan tidak menerima hormat dari teman-teman karena dianggap pengecut. Akibatnya, ia pun berpandangan bahwa teman-
temannya justru menganggap kealiman dia sebagai tanda bahwa ia adalah seseorang yang penakut(negatif). Dengan kata lain, hal yang
positif di rumah merupakan hal yang negatif di luar rumah. Di rumah ia dihargai, di luar rumah ia diremehkan. Sungguh bukan suatu pilihan yang mudah.
Sering kali remaja mengalami tekanan yang timbul dari konflik seperti ini. Tekanan ini semakin bertambah karena ia merasa tidakdapat menyampaikan persoalan yang dihadapinya, baik kepada sesame teman maupun kepada orangtua. Dalam kesendiriannya itu, ia dapat menjadi murung dan mengurung diri. Ia tidak tahu apa yang harus ia
perbuat. Menjadi nakal berarti melanggar hati nurani dan keyakinannya tentang siapa dia sebenarnya serta membuat orangtuanya marah. Sebaliknya, tetap alim berarti terkucil dan hilang dari peredaran.
Ada satu saran yang dapat saya ajukan kepada para orangtua remaja yakni, komunikasikanlah pemahaman kita akan pergumulan yang sedang
ia hadapi dan pilihan-pilihan yang sulit yang harus ia putuskan.
Tidak ada perasaan yang lebih menyegarkan jiwa dan melegakan kalbu daripada merasa dimengerti. Perasaan dimengerti membuat remaja melihat dirinya dengan perspektif yang seimbang: bahwa ia bukanlah seseorang yang aneh. Katakan kepadanya, bahwa kita memahami kesulitannya mempertahankan kealimannya. Sampaikan kepadanya, bahwa kita mengerti keinginannya untuk dikenal sebagai seseorang yang pemberani, bukan pengecut. Komunikasikan kepadanya, bahwa kita mengerti keinginannya untuk dihargai sesama teman, bukan diremehkan.
Sewaktu saya SMA, orangtua saya memiliki dua mobil, yang satu tua,yang satu relatif lebih baru. Saat itu kami tidak ada sopir sehingga saya terpaksa mengantarkan adik-adik ke sekolah dan setelah itu saya mengendarai mobil ke sekolah saya. Biasanya saya menggunakan mobil yang tua, sedangkan ayah saya mengendarai yang lebih baru.
Sesungguhnya saya merasa enggan sekali menggunakan mobil yang tua itu sebab saya malu dengan teman-teman. Pada umumnya mereka bermotor, bermobil baru, atau naik bus, namun tidak ada yang mengendarai mobil tua (menurut pengamatan saya). Jadi, pada pagi hari saya senantiasa berupaya mengendarai mobil yang lebih baru dan
rupanya ayah saya mencium keengganan saya itu.
Pada suatu hari ia berbicara kepada saya dengan nada yang penuh kerendahan hati dan menjelaskan bahwa sebetulnya ia tidak keberatan mengendarai mobil yang tua itu kalau bukan karena tuntutan
kariernya. Ia mengatakan bahwa ia menyadari bahwa saya lebih menyukai memakai mobil yang lebih baru itu. Perkataannya yang penuh pengertian sangat menyentuh hati saya dan saya merasa malu karena
telah mementingkan diri seperti itu. Pada saat itu saya menerima perkataan ayah saya karena ia tidak memarahi saya sebagai anak yang tidak dewasa atau yang terlalu mementingkan gengsi. Sebaliknya, ia mengkomunikasikan pengertiannya akan pergumulan pribadi yang saya alami sebagai remaja, yakni ingin dihargai teman (dengan cara
mengendarai mobil yang lebih baru).
Bagi saya, dan juga bagi banyak remaja, pengertian semacam inilah yang amat dibutuhkan. Suatu pengertian bahwa mereka tetaplah pohon
yang sama namun dengan dikerumuni oleh pohon-pohon lainnya, sehingga adakalanya buah mereka tercampur dengan buah-buah dari pohon yang
lain. Mereka tetaplah pohon mangga yang akan menghasilkan buah mangga dan pohon jeruk yang akan menghasilkan buah jeruk.
Masa remaja memang masa yang menyenangkan sekaligus masa yang tersulit dalam hidup seseorang. Di masa ini seorang anak mulai
mencari jati diri mereka. Permasalahan yang sering timbul biasanya seputar hubungan mereka dengan orangtua. Bagaimanakah sikap yang
tepat dari orangtua dan anak dalam masalah ini, apa yang harus mereka lakukan, dan bagaimana tanggung jawab mereka?
T : Bagaimana hubungan antara orangtua dan remaja sehingga
kadang menimbulkan masalah-masalah di antara remaja?

J : Dr. James Dobson, pakar konseling kristen di Amerika Serikat yang dikenal dengan sindikat radionya 'Fokus on the Family',pernah berujar bahwa tidak ada jaminan bahwa orangtua yang baik akan menghasilkan anak yang baik. Maksudnya adalah akan ada kasus di mana anak-anak akan memilih jalan yang keliru meskipun mereka dibesarkan dalam rumah tangga yang solid, yang baik, yang mengasihi mereka, yang mendidik mereka dengan sehat. Contohnya perumpamaan Tuhan Yesus tentang anak yang hilang, di situ kita melihat bahwa si ayah mempunyai dua anak dan dia membesarkan anaknya dengan baik tapi si anak bungsu pada waktu sudah menginjak usia remaja atau dewasa memutuskan untuk keluar dari rumah dan hidup sesuai dengan keinginannya sendiri dan lepas dari bimbingan orangtuanya.
Jadi tidak tepat kalau kita mempersalahkan orangtua untuk semua masalah yang dihadapi oleh para remaja. Tetapi saya juga harus menekankan bahwa anak-anak adalah produk langsung dari orangtua,dan bukan produk langsung dari pendidikan atau sekolah atau gereja. Tanggung jawab untuk membesarkan anak diletakkan pada pundak orangtua, bukan pada para pendidik di sekolah maupun pada rohaniwan di gereja. Jadi kita juga harus mengakui bahwa kehidupan dan cara orangtua membesarkan anak benar-benarberdampak besar sekali pada perkembangan anak remaja kita,
karena orangtua sebetulnya adalah contoh atau model hidup bagi si anak. Maksudnya, banyak hal-hal kecil yang tanpa disadari disampaikan kepada anak melalui gaya hidup atau interaksi
orangtua dan anak. Kita pun sebagai orang dewasa sekarang akan bisa mengakui bahwa kita dibesarkan di rumah yang tidak sempurna karena orangtua kita pun tidak sempurna. Ada hal-hal tentang
orangtua kita yang kurang begitu baik tidak kita terima, tidak kita adopsi tetapi hal-hal yang baik dari orangtua kita, yang kita adopsi. Tapi tidak bisa kita sangkali pula bahwa akhirnya cukup banyak hal-hal yang tidak sempat kita pikirkan, apakah itu baik atau tidak, namun sudah telanjur kita serap, kita masukkan menjadi bagian dalam hidup kita. Nah, itulah yang pada akhirnya
mempengaruhi masa pertumbuhan anak itu.
-----
T : Memang harus diakui seringkali orangtua berlaku tidak konsisten menghadapi anak remajanya. Sering kita dengar orangtua berkata kepada anaknya agar jangan mencontohnya dalam hal yang jelek,yang baik-baik saja yang dicontoh. Bagaimana dengan pernyataan seperti itu?
J : Kalau contoh yang jelek itu tidak parah, anak akan memaafkan artinya anak akan menerima. Tapi kalau contoh yang jelek itu kebetulan sangat jelek, anak sukar memaafkan, misalnya si ayah
kalau marah memukuli anak habis-habisan kemudian setelah memukuli, melihat anaknya menangis kesakitan, ayah akan berkata: "Maaf saya tadi khilaf, saya harap engkau memaafkan ayah dan
nanti kalau sudah dewasa engkau jangan mengikuti sifat ayah yang pemarah ini." Kalau hal itu terjadi berulang kali. Saya duga apa yang orangtua katakan tadi justru akan membuat si anak tambah marah, tambah membenci orangtuanya sebab bagi si anak pernyataan seperti itu hanyalah basa-basi, tidak ada bobot kesungguhannya atau ketulusannya.
Tetapi kalau kalau kesalahan yang sederhana, misalnya, kadang-kadang si ayah terlambat mengantar atau menjemput anaknya, dia
berkata: "Aduh, engkau jangan ikuti sifat ayah yang suka terlambat ini." Hal kecil seperti itu oleh anak akan dimaafkan dan dilupakan.
-----
T : Apa tanggung jawab remaja dalam hal ini?
J : Pertanyaan yang bagus. Kita tidak bisa menimpakan semua kesalahan pada orangtua sebab orangtua adalah manusia biasa yang tidak sempurna. Jadi saya pikir anak remaja perlu menyadari
bahwa orangtua sebetulnya tidak selalu tahu apa yang harus dilakukan untuk membesarkan anak, gaya mengorangtuai yang paling sehat atau cara berkomunikasi yang paling cocok dengan anak-anak
remaja. Jadi anak remaja saya himbau untuk menerima orangtua sebagai manusia yang tidak sempurna, selain itu anak remaja juga perlu menyadari bahwa orangtua acapkali mengambil tindakan yang tidak disukai oleh anak remaja karena ketakutan orangtua akan terjadi musibah, salah langkah, salah bertindak yang dilakukan oleh anak mereka sehingga berakibat fatal. Saya ingin sampaikan Firman Tuhan yang saya ambil dari Amsal 23:22-25,
"Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua. Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian. Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau." Ini nasihat dari Firman Tuhan, anak remaja belilah kebenaran meski orangtua mungkin kurang benar tapi engkau bertanggung jawab untuk hidup benar sesuai dengan yang sudah Tuhan tunjukkan kepadamu. Juga Firman Tuhan berkata: "demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian", hikmat dan didikan Tuhan serta
pengertian itu jangan kita tinggalkan dan di sini ditutup dengan ayah seorang yang benar, artinya jikalau engkau anak remaja yang benar, hidup dalam kebenaran Tuhan, yang akan bersorak-sorai
adalah orang tuamu. Firman Tuhan menutup dengan berkata bahwa bagi yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia. Biarlah engkau anak remaja jadi orang yang bijak,
berhikmat memilih yang benar demi Tuhan karena engkau pun bertanggung jawab langsung kepada Tuhan. Engkau tidak bisa mempersalahkan orangtuamu untuk keputusan-keputusan yang berdosa
yang engkau ambil, kelak engkau harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan Yesus dan itu harus kau ingat, anak remaja (Yuli).

sEgitUNya yacH, remaja kota PaLu!

Pemilu Dimata Pemilih Pemula
Lebih Serius Siapkan Hari Valentine

SIKAP Apatis terhadap pemilu 2004 ternyata tidak hanya ditunjukkan kelompok-kelompok yang selama ini sering mengkampanyekan wacana golput. Tetapi skeptifisme itu ditunjukkan pula oleh kalangan generasi muda khususnya mereka yang berpredikat pemilih pemula.
Berikut liputan wartawan koran ini.

Laporan: Yardin Hasan


Ironisnya kelompok ini ternyata lebih familiar dengan hari Valentine (kasih sayang), 14 Pebruari ketimbang aktif ambil bagian dalam pemilu 2004 mendatang.
Pelaksanaan pemilu yang diyakini sebagai sebuah solusi terhadap berbagai kemelut yang dihadapi bangsa, ternyata tak cukup untuk menggugah semangat generasi muda khususnya para pemilih pemula untuk aktif ambil bagian didalamnya.
Pemilu 2004 yang kini tinggal 62 hari lagi, ternyata kalah semarak dari hari Valentine yang tinggal 11 hari lagi. Okta (17) pelajar SMK Negeri 1 Palu sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut hari kasih sayang sedunia tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan oleh rekan Okta lainnya Andi Merry dan Ivan Abbas. Walaupun keduanya tidak satu sekolah dengan Okta, namun keduanya mengaku melakukan persiapan dengan rekan-rekan dari sekolah lain. Alasannya biar perayaannya lebih semarak.
Apakah tidak tertarik untuk belajar soal tata cara memilih di pemilu mendatang? Pancing koran ini saat mendapati ketiganya yang sedang asik memilih pernak-pernik Valentine disebuah Toserba di Palu Timur (1/2) lalu.
''Pemilu? Oooh yang disiarkan di televisi itu,'' cerocos Andi Merry sembari menatap heran ke wartawan koran ini. ''Itukan kerjaannya pemerintah. Kalo kita tidak tahu yang begituan,'' timpal Ivan. ''Mending kita urus saja urusan kita kita,'' seloroh Okta dengan melirik ke rekannya.
Sikap ketiganya juga tak jauh berbeda dengan dengan Naning, (18) pelajar kelas III SMU 2 Palu. Bagi Naning, dirinya tak perlu merasa repot-repot mencari informasi soal pemilu karena merasa bukan bagian dari pemilu itu sendiri. Lagipula Naning menambahkan, selama ini ia tidak pernah mendengar ada sosialisasi soal pemilu yang digelar oleh pihak tertentu. Ironisnya, pelajar yang bapaknya berprofesi sebagai pengusaha ini mengaku tidak tahu soal KPU sebagai pelaksana tekhnis pemilu. Menurut Naning selama ini ia hanya mendengar soal pemilu yang disiarkan oleh televisi swasta. Demikian pula dengan lembaga KPU yang menurutnya hanya berada di Jakarta.
Apakah pada pemilu nanti akan menggunakan hak pilihnya? Okta dan rekan-rekannya yang disodori pertanyaan tersebut nampak bengong. ''Nantilah dilihat,'' ujarnya singkat.
Namun demikian adapula beberapa siswa yang telah melek pemilu. Contohnya, Andri (17). Mantan pengurus OSIS di SMK 2 Palu, mengaku hanya mengetahui sedikit soal mengenal pemilu. Andri mengaku, walaupun belum pernah mengikuti pemilu, namun pada pemilu yang digelar 5 April mendatang ia berjanji akan menggunakan hak pilihnya.
Untuk membuktikan kepeduliannya terhadap pemilu, Andri berencana untuk masuk dalam salah satu jaringan pemantau pemilu. ''Pada pemilu nanti insya Allah saya dan beberapa teman akan menggunakan hak pilih saya,'' terang Andri yang mengaku terobsesi dengan wacana anti politisi busuk yang dikumandangkan akhir-akhir ini.
Apa sikap KPU dengan fenomena sikap apatis yang ditunjukkan oleh sebagian kalangan generasi muda? Kata anggota KPU Sulteng, Nelly Muhriani Spd, selama ini memang belum ada sosialialisasi yang dilakukan pihaknya. KPU sendiri menjadwalkan setelah tahap penetapan daftar caleg selesai.
''Seusai penetapan caleg, KPU sudah mulai melakukan sosialisasi soal pemilu. Satu yang menjadi sasaran adalah para pemilih pemula disekolah-sekolah,'' terang Nelly yang membidangi masalah sosialisasi ini. Bahkan untuk keperluan tersebut, KPU katanya telah menyiapkan buku panduan tentang tekhnis pelaksanaan pemilu.
Kehadiran buku tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pemilih pemula untuk berperan aktif di pemilu. Sebab buku tersebut disusun dalam bahasa yang cukup familiar dengan dunia remaja (gaul,Red), sehingga diharapkan mampu menstimulan (merangsang) para remaja untuk ambil bagian dalam even lima tahunan tersebut ( Supriyono_rekan wartawan Radar sulteng).

Kartini sekarang dan tempo dulu, dimana bedanya?


Simaklah artikel berikut ini.

Assalamu’alaikum n’ Good bless you, para pembaca edisi Supel kali ini. Tim Supel kali ini akan menyuguhkan gambaran emansipasi wanita yang pernah dideskripsikan oleh seorang Guru Sastra di MAN 1 Palu, Mas’amah Amin Syam SS. MPd.
Sebenarnya, sejak kecil (telah lama) Tim Supel mengenal beliau, namun belum mengenal sosok pada diri beliau yang sebenarnya. Dulu, yang kami tahu beliau itu hebat membaca puisi dan membuat karya sastra, itu terbukti (salah satu contohnya) ketika beliau membimbing cara pembacaan puisi kepada salah seorang mahasiswanya bernama Eka Rahmawatisari, sekitar beberapa tahun silam.
Mahasiswa binaannya tersebut, sempat menyabet juara favorit pada lomba pembacaan puisi pada suatu kegiatan “Fans Club” dan pernah tampil dengan baik dalam membacakan puisi ketika momen MTQ 2000 di Kota Palu lalu.
Ternyata lebih dari itu. Tim Supel sangat terkagum-kagum ketika mengetahui, bahwa beliau adalah sosok perempuan yang sangat eksis dengan segala kemampuan dan kelebihannya. Misalnya, sampai detik ini beliau dipopolerkan dengan sebutan seorang Penyair Lembah Palu, pernah menjadi Ketua Umum IPPNU (Ikatan Putra-Putri Nahdatul Ulama Cabang Kodya Palu (1995), pernah bergabung di organisasi Pelopor Penerus Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI) Tingkat I Sulteng dan kegiatan seni atau sosial lainnya.
Beliau mengaku, meskipun di usianya yang lanjut (masa mendatang), beliau akan tetap eksis di bidang seni dan sosial lainnya. Bukankah minggu-minggu ini masih terasa adanya momen Ibu Kita Kartini dan akan kita kita peringati bersama Hari Pendidikan, so’ mari kita simak penuturan beliau yang dibukukan bersama karya-karya tulis beliau lainnya oleh Forum Komunikasi Sastra Sulteng di tahun 2003. Tulisan beliau ini berjudul Emansipasi Wanita Tahap Ke-2.
Berbicara tentang dunia wanita tak akan kekeringan bahan hingga mulut kita kering tak berludah. Penilaian kepada wanita menimbulkan pendapat yang kadang-kadang bertentangan.
Setengah pendapat berkata bahwa peradaban manusia tidak akan berkembang jika wanita tidak akan terlahir ke muka bumi. Sebaliknya ada yang pesimis dengan tuduhan bahwa peradaban manusia akan mundur ke belakang, karena wanita telah terlanjur diciptakan-Nya.
Galibnya, sifat dan perilaku wanita itu lembut sehingga akan memikat hati lelaki. Tak ada lelaki yang menginginkan istrinya menjadi binaragawati, atau kekar seperti Mike Tyson. Wanita tak akan meninggalkan ciri khas kewanitaannya. Ia tetap berperan utama sebagai wanita dalam rumah tangga dan pendidik agung bagi anak-anaknya.
Anehnya ada segelintir pendakwah yang selalu “menelanjangi” wanita pada majelis ta’lim yang dihadiri kaum lelaki dan wanita. Misalnya: bahwa mayoritas wanita pada hari kiamat akan memadati neraka, karena membangkang suaminya. Atau mereka terbiasa membuka auratnya di muka umum. Padahal kesalahan (utamanya) ialah seorang istri tidak pernah mendapat teguran dari suaminya. Pendidikan dari suaminya tak pernah diterimanya.
Sungguh tak adil jika setiap kesalahan dibebankan kepada istrinya, namun tidak pernah dikaji munculnya “benih-benih” kesalahan itu. Majelis ta’lim yang selalu “menelanjangi” wanita hanya membuat dirinya rendah diri (bukan rendah hati), sedang kaum lelaki merasa bangga “naik bahunya sebelah”. Wanita akan tertunduk malu, dan hati kecilnya akan mengusik: Tuhan tidak adil karena kaum-Nya banyak masuk neraka. Mereka akan diam seribu bahasa, tetapi hatinya bergemuruh dan antipati kepada lelaki, juga kepada mubalighnya.
Berkat ciptaan-Nya wanita lahir ke dunia, maka jangan disia-siakan. Wanita mengemban misi yang sama seperti lelaki hanya ketaqwaan itulah yang membedakannya.
Berbicara wanita, wanita itu sangat didominasi perasaannya dan menomorduakan otak. Sedangkan lelaki lebih didominasi otak daripada terasaannya. Otak yang dominan akan dipadukan perasaan yang doniman melalui pernikahan, sehingga melahirkan insan kamil (manusia sempurna). Terbuktilah bahwa lelaki butuh wanita dan wanita merindukan lelaki. Berdua hendak mendayungkan bahtera rumah tangga di samudera lepas yang penuh gelombang, guna mendaratkan cita-cita mulianya.
Sungguh beralasan sekali jika Nabi Muhammad SAW menganggap lelaki yang tidak mau menikah bukan golongannya.
Keridhoan Allah adalah pijakan untuk melabuhkan cita-cita dalam menggapai sorga-Nya Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sorga itu ada di bawah telapak kaki ibu. Itulah penghargaan tertinggi kepada wanita. Ini sekaligus mendidik anak-anak untuk berbakti kepada orang tuanya, karena dengan kebaktian itulah pintu sorga akan dibuka.
Wanita di kurun kini identik dengan kekayaan. Apalagi wanita kerier! Parasnya yang ayu akan mudah mengeruk uang, suaranya yang merdu diburu produser rekaman. Postur tubuh yang anggun dan mau membuka-buka aurat merupakan obyek yang empuk untuk menimbulkan polusi air dan udara, kecuali polusi mata, sehingga akan melahirkan virus “mata keranjang” dan “mata duitan”. Wanita juga dapat menghancurkan segala-galanya, termasuk kekayaan. Ada keluarga yang harmonis kini hancur berantakan gara-gara suami memiliki gadis simpanan. Karier dan prestasi yang dirintisnya kini patah di tengah karena merayu wanita berparas elok, juga kursi kekuasaannya tersungkur gara-gara bermain dengan wanita hiburan.
Wanita memang mempunyai nilai lebih, sayangnya sering disalahgunakan. Membelenggu wanita di kamar gelap agar tidak tersentuh perkembangan ilmu pengetahuan berarti menentang bola salju ‘emansipasi’ yang telah lama menggelinding. Rantai belenggu yang pernah dipatahkan, janganlah dikalungkan ke leher kaum wanita lagi. Zaman belenggu telah berakhir.
Emansipasi wanita yang tidak dibimbing nilai-nilai keagamaan (Islam) hanya menjadi wanita liar dan binal. Wanita akan memaksakan dirinya untuk menuntut persamaan yang sederajat dengan lelaki. Ini berarti memperkosa dirinya untuk tumbuh di luar pagar fitrah kewanitaan. Islam membawa emansipasi yang sesungguhnya.
Sebelum emansipasi wanita lahir keadaan wanita mengibakan hati. Setelah wanita maju dengan meneliti emansipasi. Mereka kembali terbelakang dalam jahiliyah modern. Jahiliyah modern telah menghadirkan degradasi moral yang menakutkan. Pada zaman Siti Nurbaya, para gadis membenci kawin paksa, kini mereka “terpaksa kawin” untuk menutup malu karena telah hamil di luar nikah. Dan bukan hal yang aneh kalau para gadis sekarang membeli obat anti hamil yang dijual bebas di apotik sehingga mereka bebas berhubungan. Kalau nyatanya kebobolan, mereka akan membuang oroknya (bayinya) di selokan atau di tempat sampah seperti yang kita saksikan di layar kaca baru-baru ini. Na’udzu billahi min zalik. Ya allah kami merindukan lahirnya “EMANSIPASI WANITA TAHAP II”.
Wanita sekarang telah dijadikan kiblat pemuas nafsu kebinatangan oleh kaum lelaki, sehingga terbuktilah kepastian sabda Nabi Muhammad SAW: Kan datang kepada manusia satu masa cita-citanya hanya perut belaka, kemuliaannya hanya wanita-wanita dan agamanya hanya uang. Mereka adalah seburuk-buruknya manusia dan mereka tidak bahagia di sisi Allah. (Yuli_Supel/Sumber: Mas’amah Amin Syam, Perempuan dan Sastra, 2003:1-3, Gambar: www.google.com).

PENDIDIKAN ANTAR GENRE

Pendidikan sangat berperan di dalam kemajuan dunia. Globalisasi, lagi-lagi kita harus menceritakan tentang kemajuan dunia. Yapz, walau bagaimanapun globalisasi adalah sebuah perjuangan bagi kita yang hidup di zaman ini.
Cowok ato Cewek,. Apapun genre sex yang kamu miliki saat ini, kamu harus bisa menerimanya. Karena itu bukanlah menjadi sebuah persoalan. Cowok ato cewek kamu bebas mengekspresikan bakat dan kemampuan kamu. Bicara soal pendidikan ato education, pendidikan sangat penting bagi kamu-kamu generasi penerus. So jangan anggap remeh dengan pendidikan…
Program pemerintah, wajib belajar 9 tahun adalah basic education yang di berikan pemerintah kepada seluruh putra-putri bangsa dan itu harus kita jalani loh, namanya aja “WAJIB” yaH itu adalah kewajiban donk!!! But kita jangan terpaut dengan motto dari pemerintah, sebagaimana kita sebagai orang yang berpendidikan kita harus meraih
pendidikan setinggih mungkin. (Flash back pada zaman penjajahan) pendidikan hanya diberikan kepada kaum pria saja dan sangat jauh berbeda dengan zaman saat ini kaum perempuan juga berhak mendapatkan beasiswa pendidikan. Itu semua berkat pahlawan kita R.A Kartini yang berjuang untuk nasib kaum perempuan agar mendapatkan hak atas kesetaran genre dan inilah yang sering disebut dengan “Emansipase Wanita”
Next lanjut kembali pada Education, apa kalian pernah berfikir “kenapa kita harus bersekolah. Namun tetap saja jumlah pengangguran di negara kita meningkat???”
Benar banget, memang banyak skali pertanyaan yang masih belum bisa terjawab di seputar dunia pendidikan. Dan ini adalah pertanyaan yang bisa menyangkutpautkan dengan kehidupan realita masyarakat Indonesia. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal, untuk itu kita diwajibkan untuk tetap melanjutkan sekolah kita agar pemerintah dapat mencerdaskan kehidupan bangsanya, dan hidup bersaing dengan negara-negara lainnya. Bersaing tidak hanya dengan otot, tetapi otak juga. Kalo masalah tentang pengangguran, jangan tanyakan padaku. Saya hanya bisa menjelaskan sedikit tentang definisi dari pengangguran itu, mungkin pengangguran adalah orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan dan mereka akan mengalami kesenjangan sosial karena kondisi mereka tersebut, sebenarnya lahan pekerjaan banyak disediakan oleh pemerintah namun masyarakat terlalu manja dengan program pemerintah kedepannya. Padahal kalo mereka mau berusaha, mereka pasti bisa memperoleh pekerjaan yang layak. Apa kalian ingin menjadi seorang pengangguran ??? kalo jawabannya TIDAK. Untuk itu kalian harus belajar, menitih ilmu setinggi-tingginya dan memotivasikan diri untuk tetep maju dan berusaha. Kita adalah generasi selanjutnya dan kita jugalah yang akan mengurangi daftar pengangguran yang ada di negara kita.
So, kembali ke subtema kita hari ini .. ternyata tidak ada perbedaan Genre yang terjadi di dunia pendidikan, kalau Adam Badra Cahaya mampu mengantongi medali emas Asia Physics Olimpiad, maka Ayu Malinda dan Dhea Risky mampu berprestasi pada perkemahan ilmiah remaja nasional VII. Ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi Indonesia yang memiliki putra-putri bangsa yang berprestasi. InGin PinTar,, MaKanya BELAJAR!!! Jangan kalah dengan MEREKA!!! (JenniE Tobing/Suara Pelajar).

Belajar Cerdas Tunjang Keberhasilan Studi

BELAJAR dengan tekun dan disiplin memang baik. Tapi akan lebih baik kalau kamu belajar dengan cerdas. Belajar dengan cerdas akan sangat menunjang keberhasilan studimu. Dalam tips ini diuraikan hal-hal apa saja yang perlu kamu lakukan agar bisa mulai belajar dengan cerdas dan berhasil.
1. Belajarlah sambil mendengarkan musik . Berbagai penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara pengaruh musik dengan peningkatan prestasi belajar. Musik membuat kamu "mengalir' , dan merangsang pikiran untuk berkosentrasi pada apa yang sedang kamu pelajari atau kerjakan . Idealnya kamu mendengarkan musik klasik atau instrumentalia/ musik lembut dengan beat yang santai . Tapi kalau kamu tidak bisa menikmatinya , putarlah musik kesayanganmu.
2. Ciptakan suasana ruang belajarmu senyaman mungkin supaya kamu betah berada disana. Kalau memungkinkan , hiasilah dengan gambar-gambar pilihan atau kata-kata yang bisa memberimu motivasi. Boleh juga menggantungkan poster idolamu , photo kekasihmu , atau piagam pengahrgaan yang pernah kamu raih . Perhatikan juga ventilasi udara agar kamu tidak merasa kepanasan atau kedinginan . Aturlah penerangan agar sesuai dengan keperluanmu , tidak terlalu redup dan tidak pula terlalu menyilaukan.
3. Aturlah waktu belajarmu dengan seeisien mungkin . Biasakanlah untuk belajar setiap hari pada jadwal yang telah kamu tetapkan. Hindari kebiasaan menumpuk tugas yang perlu dikerjakan sampai menjelang batas akhir waktu yang ditetapkan. Hentikanlah kebiasaan sistem kebut semalam. Cara belajar seperti itu akan membentuk kamu menjadi pribadi yang harus ditekan untuk bergerak . Pola ini biasanya akan berlanjut ketika kamu sudah memasuki dunia kerja dan bisa menghambat peningkatan karirmu kelak.
4. Belajarlah dengan aktif . Jangan puas hanya menjadi pelajar atau mahasiswa yang teoritis saja. Hasil belajarmu akan lebih optimal kalau kamu belajar sambil mempraktekkan apa yang kamu pelajari. Sistem belajar sambil praktek sudah terbukti berhasil diterapkan dalam banyak pendidikan inormal seperti kursus bahasa, mengemudi, inormatika , menjahit dsb. Prinsipnya berlaku untuk bidang apapun yang kamu pelajari , termasuk belajar bicara didepan umum , belajar berdansa , berenang dsb.
5. Belajarlah dengan minat yang besar agar kualitas dan hasil belajarmu lebih optimal. Dengan minat yang tinggi , kamu akan bersemangat menggali berbagai sumber untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan materi yang kamu pelajari. Itulah alasannya mengapa sebaiknya kamu kuliah dibidang yang benar-benar kamu minati. Kalau kamu sangat menyukai teknik , mungkin kamu akan mengalami masalah kalau kamu harus kuliah ekonomi dsb. Tapi kalau kamu sudah terlanjur salah jurusan, atau berada ditempat yang kurang kamu sukai maka cobalah unuk menyukainya. Milikilah rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang telah kamu ambil atau putuskan. Namun terkadang minat juga bisa muncul dari penyusuaian diri , percayalah tidak ada ilmu yang tak bermanfaat raihlah segala bidang ilmu , pelajari dengan matang jangan setengah-setengah hingga bisa didapat suatu kecerdasan multi dimensi.
6. Pelajarilah teknik belajar yang efektif agar kamu bisa belajar dengan waktu yang relatif singkat tapi dengan hasil yang lebih memuaskan. Sebagai contoh TEKNIK PENYEBARAN WAKTU mengajarkan bahwa lebih baik kamu belajar 3 x 1 jam daripada 1 x 3 jam.
7. Pelajarilah teknik membaca cepat agar kamu bisa membaca dengan kecepatan tinggi dan dengan pemahaman yang tinggi pula. Ini adalah kemampuan vital bagi kamu yang hidup diera digital dan informasi. Dengan daya baca berkecepatan tinggi, syukur-syukur bisa membaca dengan mata hati pula ,sehingga arus informasi yang deras tidak akan meneggelamkan kamu , tapi justru melejitkan prestasimu untuk meraih keberhasilan.
8. Pelajarilah teknik mengingat dengan memanaatkan kata kunci atau kata akronim. Dengan kemampuan ini daya ingatmu akan dipertajam sehingga kamu bisa mengingat bahan pelajaran dengan cepat dan akurat. Banyak teknik mengingat yang sudah teruji praktis yang dapat dipelajari untuk meningkatkan daya ingat, daya konsentrasi dan memacu potensi belajar.
9. Pelajarilah teknik menulis. Dengan kemampuan ini kamu tidak akan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan tulis-menulis secara sistematis dan mudah dipahami, baik berupa laporan , skiripi, artikel dsb. Keahlian menulis sangat diperlukan didunia kerja dan juga akan memungkinkan kamu untuk menjadi penulis buku , wartawan dsb.
10. Pelajarilah cara berpikir yang logis , rasional dan objektif. Meskipun pikiran kamu lebih hebat dari komputer , mungkin baru sebagian saja /kecil bagian dari otakmu yang kamu manfaatkan. Berkat jasa para ilmuwan, sekarang otak kamu bisa dilatih untuk memacu potensimu yang luar biasa sehingga kamu bisa lebih berprestasi dalam studi dan sukses dalam hidup (deteksiremaja_radar sulteng).

bEriTa koTa paLu

BANGGA - Praga Luzmi Fahmi (tengah memegang pegang medali perunggu) foto bersama dengan tim OSN dari SMAN Model Terpadu Madani dan Kepsek SMAN Madani, Ibrahim Djanad (pegang topi) saat bertandang ke redaksi Radar Sulteng.

Bangga Meraih Prestasi di Tingkat Nasional

UNGKAPAN kata bangga bagi Praga Luzmi Fahmi yang berhasil meraih medali perunggu dalam lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk mata lomba kebumian di Makassar merupakan hal yang wajar. Tentu saja prestasi tersebut tidak diraih dengan begitu saja, Praga harus bersaing dengan puluhan peserta terbaik dari seluruh Indonesia.
"Bagi saya ini merupakan suatu tantangan yang harus saya jalani. Saya sadari bahwa saingan yang saya hadapi dari perwakilan sekolah terbaik dari seluruh Indonesia sangat berat. Toh saya tetap memiliki semangat bahwa dalam lomba tersebut saya harus mampu untuk mengikuti serangkaian test,"katanya.
Praga mengaku bahwa apa yang telah diraihnya tersebut setidaknya tidak membuat harus puas begitu saja. Akan tetapi akan terus berusaha meraih hasil terbaik dalam lomba lomba berikutnya.
Yang diharapkan agar prestasi tersebut setidaknya juga bisa menjadi motivasi bagi siswa lainnya untuk juga bisa meraih prestasi. Semakin banyak putra putrid terbaik Sulteng yang meraih prestasi pada tingkat nasional maka akan semakin bagus lagi (suf/RadarSulteng).

Perlunya Pendidikan Seks Sejak Dini

Kasus Empat Siswi SMA Tak Boleh Ikut UN


NASIB empat siswi SMA Negeri I Petasia Kabupaten Morowali yang gagal mengikuti Ujian Nasional pada 22 April 08 ini karena kasus kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) menimbulkan polemik berbagai pihak pemerhati anak.
Eva Susanty koordinator KPKP-ST menilai pemberian sanksi dari pihak sekolah ini melanggar salah satu hak anak mendapatkan pendidikan beserta tahapan-tahapannya (Radar Sulteng 25 April 08). Sementara Ketua Panitia Ujian Nasional 2008 Provinsi Sulteng Drs. H. Darwis Yakama mengatakan bahwa pemberian sanksi merupakan kebijakan sekolah bukan bagian dari ketentuan ujian nasional. Karena menurutnya dimungkinkan adanya kebijakan itu oleh sekolah atau pemda setempat sesuai dengan undang-undang otonomi daerah (Radar Sulteng 25 April 2008).
Namun Kepala SMA Negeri I Petasia Dra. Yulis Derta Tonigi tak gentar bahkan merencanakan tes urine bagi semua siswi sekolah yang berstandar nasional tsb (Radar Sulteng 26 April 2008).
Direktur Pelaksana PKBI Sulteng Yospina Liku La'bi, SE, mengungkapkan fakta bahwa terdapat sekitar tujuh remaja putri yang mendatangi klinik Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sulteng minta kandungannya diaborsi. Bahkan salah satunya adalah siswi SMP (Radar Sulteng 25 April 08). Sementara menanggapi kasus KTD di kota Palu, Masudin Sekretaris PKBI Sulteng mengimbau agar Kesehatan Reproduksi (Kespro) masuk dalam kurikulum SMP dan SMA.
Ternyata KTD tidak hanya terjadi di kota besar namun sudah menyebar kota-kota kecil seperti Petasia misalnya. Siapakah yang harusnya bertanggung jawab terhadap masalah ini. Tentu tak bisa hanya disalahkan ke salah satu pihak orangtua ataupun sekolah saja. Marilah kita melihat hal ini secara arif bijaksana tanpa mengorbankan hak si calon ibu ataupun anak yang masih dalam kandungan.
Pentingnya Pendidikan Seks
Pada usia 10 - 14 tahun anak mulai mengalami perubahan fisik dan psikologis karena pubertas. Perlu kita tahu karena perbaikan gizi pada saat ini maka masa pubertas menjadi lebih cepat. Selain anak dan remaja mudah sekali mengakses informasi menyesatkan tentang seks dari bacaan, vcd porno, hand phone, internet.
Pendidikan seks di rumah itu akan membentuk karakter dan membentengi anak itu sendiri. Orang tua adalah pendidik seks yang penting. Pengajaran yang terbaik kepada seorang anak terjadi pada "Saat-saat yang tepat untuk mengajarkannya" ketika diskusi dan petunjuk terjalin secara alamiah dengan peristiwa dan kebutuhan kehidupan sehari-hari.
Pesan-pesan pertama merupakan pesan yang paling kuat. Jauh lebih kuat untuk membentuk pandangan anak tentang seksualitas sejak permulaan daripada mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang mereka ambil di dunia ini. Pesan-pesan yang tepat dan gamblang jauh lebih baik daripada pesan-pesan yang samar-samar dan tidak jelas
Orang tua harus mampu menjelaskan masalah seks sejak anak pra sekolah sesuai dengan tingkat pemahamannya. Saat pra sekolah misalnya anak balita bisa dijelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan yang merupakan ciptaan Tuhan yang mulia. Selain juga menyebut organ seks dengan benar dan tak terkesan jorok/kotor. Usia SD orangtua bisa menjelaskan proses pembuahan dan pertumbuhan embrio, masa akil balik yang disertai mimpi basah dan menstruasi.
Saat anak usia remaja orang tuan bisa menjelaskan tujuan Tuhan menciptakan seks, mengarahkan persahabatan yang wajar antar jenis, keterampilan untuk menghindari ke arah percumbuan dan dorongan seksual dan menghindari pergaulan yang buruk (free sex, homo, lesbi).
Anak-anak juga perlu ditunjukkan konsekuensi dari seks bebas yaitu AIDS, kehamilan usia dini, aborsi, penyakit seksual. Cara yang paling tepat melawan pornografi adalah melalui pendidikan seks dalam keluarga dan institusi agama.
Apa yang Harus Kita Lakukan
Akhirnya sebagai orangtua kita harus peka terhadap perubahan perilaku anak, meluangkan waktu cukup untuk anak, selalu membuka diri sehingga anak tak takut bercerita apa yang dirasakannya.
Melalui obrolan sehari-hari kita bisa menggali situasi pengetahuan/pengalaman anak dan mendiskusikan kasus-kasus yang nyata di lingkungan kita yang ada hubungannya dengan kasus KTD misalnya jauhkan dari kesan tabu. Kita seharusnya bisa menjelaskan permasalahan seks dengan sehat dan bermartabat.
Bahkan jika kita mendapati anak-anak mengkonsumsi pornogragi selayaknya kita mendiskusikan dengan bijak tidak langsung memarahinya.
Bahkan bila siap kita bisa mengajak anak usia remaja melihat proses fisiologis (bukan vcd porno) dan menerangkan dengan benar. Karena jika anak-anak mendapatkan hal itu di luar tentu akan berdampak negatif tak ada yang bisa menjelaskan secara benar.
Jadi bukan zamannya lagi menerangkan pada anak balita bahwa adik dibawa oleh burung bangau yang mampir ke rumah saat malam tiba. Siapkah kita? Harus siap dari pada kecolongan

Agar Ramadhan Lebih Bermakna (PuaSa….)


KALO Tasya begitu kegirangan saat menyanyikan lagu Libur Telah Tiba, maka kita juga kudu bahagia dan senengnya bukan main saat menyambut datangnya bulan Ramadhan. Senang, sebab Ramadhan menjanjikan segalanya, khususnya memberi “bonus pahala? kepada kita dalam beribadah. Bahagia, karena nyaris semua orang berlomba dalam memperbanyak amalan baiknya. Sehingga, peluang untuk berbuat dan menyaksikan maksiat bisa diperkecil. Maklum, saat Ramadhan, dari mulai anak-anak, remaja, sampai bapak-ibu, kakek-nenek, semua gesit nyari pahala. Yang tadinya jarang ke masjid kalo sholat, saat Ramadhan, semuanya tumplek-blek di masjid. Tadarus dan baca al-Quran selepas Isya, juga mampu mengalihkan perhatian sebagian besar umat Islam dari lagu-lagu yang selama ini jadi favoritnya.
Bukan cuma kita, yang orang biasa, para selebritis pun jadi rajin bawain dan ngisi acara-acara bernuansa Islam. Entah di radio atau di televisi. Terlepas dari beragam niat dan tujuannya, yang jelas para selebritis udah tampil rada sopan. Yup! Ramadhan memang mampu memberi nuansa yang berbeda dengan bulan lainnya. Itu sebabnya, bulan Ramadhan selalu disambut gempita oleh sebagian besar kaum muslimin. Maklum, dari keterangan yang sering didengar dari para ustadz, bahwa Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, ampunan, dan terbebasnya dari siksa api neraka. Tentu dengan catatan, bahwa kita memanfaatkan bulan Ramadhan dengan aktivitas yang benar dan baik.
Oya, meski bulan Ramadhan belum masuk, tapi paling nggak kita udah nyiapin beragam kegiatan dan persiapan dong. Sekarang aja, gemanya mulai mengisi hari-hari kita. Apalagi di sini, nuansa Ramadhan udah terasa banget. Coba aja dengerin, petasan udah terdengar di mana-mana. Lho kok? Maklum kawan, meski nggak ada sejarahnya kalo Ramadhan identik dengan nyundut petasan, tapi di negeri ini kayaknya seperti udah menjadi tradisi. Utamanya bagi anak-anak memang. Entah hubungannya apa.
Sobat muda muslim, seperti tahun-tahun sebelumnya, kita udah siap dengan beragam kegiatan; ada sanlat, ada kajian Islam, seminar, tabligh akbar, sampai pembagian sembako. Pokoknya, seluruh program acara sengaja dikemas sedemikian rupa, supaya mencerminkan nuansa islami. Tentu saja, kegiatan seperti ini layak dipertahankan dan terus dikembangkan. Dengan harapan, nantinya bukan sekadar bentuk seremonial belaka, tapi lebih karena terdorong dari sisi ideologis. Artinya, kita rajin beribadah dan beramal baik jangan hanya pas bulan Ramadhan aja, tapi setelah Ramadhan malah kembali senewen. Ih, jangan sampe deh. Bahkan harusnya, Ramadhan ini adalah momentum (saat yang tepat) untuk memupuk semangat keislaman kita. Betul nggak?
Aduh, jadi kebelet pengen cepet nyampe hari-nya. Bener. Saking kangennya. Nggak salah-salah amat kalo grup musik Bimbo pernah melatunkan lagu bernada karena khawatir nggak ketemu lagi Ramadhan di tahun berikutnya. Nikmat, sejuk, damai, dan tenteram saat Ramadhan. Bener-bener bikin nyaman ati. Gimana nggak, setiap orang berusaha untuk berbuat baik; sebanyak-banyaknya dan sekuat-kuatnya. Hingga yang kita saksikan adalah, setiap orang mengejar pahala. Coba, kalo tiap hari sepanjang tahun begitu, kayaknya bahagia banget deh kita hidup. Sebab, banyak orang yang taat dan getol melaksanakan amal shaleh. Dunia aman deh. Nggak ada pencurian, perkosaan, perzinaan, korupsi, dan perbuatan maksiat lainnya.
Nah, agar Ramadhan ini terasa lebih bermakna, maka kita kudu bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampe deh puasa kita, yang merupakan aktivitas utama dari kewajiban di bulan Ramadhan ini, sia-sia. Itu artinya, nggak ada nilai baiknya sama sekali di hadapan Allah karena ternodai oleh perbuatan-perbuatan salah yang kita lakukan. Hati-hati.***
Nikmatnya Ramadhan
Dalam kehidupan sehari-hari aja, kita suka menjumpai hal-hal yang indah dan nikmat, yang rasanya sayang kalo dilewatkan begitu saja. Misalnya, ada produsen sebuah produk yang getol bikin promosiØ£¢Ã¢‚¬Ã¢€dengan harapan konsumen bisa terpikatØ£¢Ã¢‚¬Ã¢€selalu bikin penawaran khusus. Seperti menawarkan beragam diskon dan bonus bagi setiap orang yang membeli produk tertentu di bulan tertentu. Itu sebabnya, biasanya banyak orang yang mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Boleh dibilang Ramadhan mirip-mirip begitu lah. Allah Swt. di bulan Ramadhan memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk memanfaatkan nikmat dan indahnya Ramadhan. Maka sayang sekali kalo berlalu begitu saja tanpa ada aktivitas amal shaleh yang kita lakukan. Sebab, saat Ramadhan Allah memberikan bonus yang besar dalam ibadah kita. Abu Hurayrah mengatakan, bahwa Rasulllah saw. bersabda:
Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu (HR Bukhari Muslim)
Maka sungguh aneh kalo ada kaum muslimin yang ogah-ogahan begitu datang Ramadhan. Yakinlah, dengan puasa bukan berarti kita tambah kurus dan menderita. Justru kita jadi sehat dan dapat pahala pula. Pokoknya, sayang deh kalo Ramadhan dibiarkan begitu saja tanpa diisi dengan aktivitas amal shaleh.
Nahan lapar, nahan nafsu

Emang sih, kalo disuruh nahan rasa lapar, kayaknya di antara kita banyak yang sanggup deh. Apalagi cuma sehari (sekitar 12 sampe 14 jam), para mahasiswa yang melakukan demo dengan mogok makan aja bisa tahan tiga sampe empat hari. Insya Allah kamu bakalan pada kuat deh. Hari-hari biasa aja tahan nggak makan seharian kan? Misalnya karena rasa laparnya terobati dengan main video game. Ada lho, yang main vidgim sampe lupa makan, lupa sholat, dan lupa diri. Jadi, dari sisi nahan untuk tidak memenuhi kebutuhan jasmani pada bisa dan kuat. Adik-adik kita aja yang masih SD kuat, kok.
Persoalannya, ternyata banyak yang gagal dalam menahan hawa nafsu. Bener lho. Udah banyak faktanya. Sekadar contoh, mulutnya emang puasa dari makan dan minum, tapi nggak puasa dari ngomongin kejelekan orang lain. Nah lho? Puasanya emang nggak batal, tapi pahalanya bisa berkurang karena ngomongin kejelekan orang alias ghibah atawa ngegosip.?
Rasulullah saw. bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga (HR Ahmad)
Sobat muda muslim ada beberapa hal yang kayaknya perlu diperhatikan lagi dalam aktivitas puasa Ramadhan nanti. Paling nggak, ini sebagai rambu-rambu supaya kita selamat dalam perjalanan mengarungi Ramadhan ini. Nah, dalam urusan menahan lapar dan nafsu ini bisa disiasati dengan beragam aktivitas yang bisa menjaga puasa kita. Di antaranya adalah:
Pertama, jaga kondisi tubuh. Caranya? Olah raga adalah alternatif paling murah. Istirahat cukup. Tapi jangan?Ø¢ kebanyakan lho. Mentang-mentang kalo puasa tidur juga ibadah, seharian tidur melulu. Ih, malu dong, masa udah bangkotan masih kayak anak kecil aja. Menjaga kondisi tubuh tentu tujuannya agar kita bisa sukses menjalani puasa tanpa kudu ada yang bolong-bolong. Emang sih, kalo sakit bisa diganti di hari lain di luar Ramadhan, tapi alangkah nikmatnya bila kita full puasa selama sebulan penuh (kecuali anak putri, yang kayaknya mesti nggak penuh puasanya, alasannya tahu sendiri kan?)
Kedua, banyakin aktivitas amal sholeh. Werrrhh.. bukannya kalo banyak aktivitas malah capek, Mas? Begini sayang, aktivitas di sini adalah yang berkaitan dengan pelaksanaan amal baik kita; seperti getol tarawih berjamaah di masjid, tadarus al-Quran, bikin atau ikut acara sanlat, menghadiri kuliah shubuh, ceramah Ramadhan, seminar tentang kajian Islam. Wis, pokoke, banyak aktivitas yang kudu kita jalani. Dan pastikan, niatnya adalah dalam rangka mencari pahala. Jadi, pahala kita dari kegiatan lain bertambah dan puasa kita juga selamat karena banyak aktivitas. Lagian kalo diem aja, jarum jam kayaknya berjalan lambat banget. Tapi kalo ada kegiatan di luar, jadi nggak terasa. Eh, tahu-tahu udah mau buka lagi. Enak kan? Hanya saja, tenaga kamu juga jangan terkuras abis. Itu sebabnya, pagi-pagi olah raga kecil aja. Untuk menjaga stamina tubuh.
Ketiga, hindari perbuatan maksiat, baik yang terang-terangan maupun tersembunyi. Well, ini dia yang rada susah. Terus terang aja, untuk urusan nahan lapar, insya Allah kita kuat. Tapi bila harus nahan godaan hawa nafsu, kayaknya bagi sebagian teman remaja ada yang kesulitan. Tapi bukan berarti tanpa bisa diselesaikan lho. Insya Allah, asal kita mau berusaha pasti bisa.
Tapi, ya namanya juga manusia, tempatnya lupa dan salah. Adakalanya kita tanpa terasa atau bahkan sengaja berbuat maksiat. Biasanya nih, tanpa terasa bisa juga karena ketidaktahuan kitaØ£¢Ã¢‚¬Ã¢€suka mencampur-adukan antara yang hak dan yang bathil. Pergi ke masjid sih emang getol, tapi pas yang lain khusyu sholat, eh doi malah asyik masyuk ama gebetannya. Oya, bukan hanya malam hari lho remaja yang melakukan maksiat secara “terselubung, acara jalan-jalan selesai shalat shubuh pun jadi alternatif aktivitas yang bisa nyerempet-nyerempet dosa. Bener lho. Dan kayaknya udah pada mafhum deh, kalo banyak remaja yang jjs campur-baur antara yang laki dan perempuan. Aduh, bisa-bisa menguap deh pahala puasa kita. Bener sayang, mungkin sebagian di antara kamu nggak merasa kalo itu adalah peluang untuk berbuat dosa.
Bayangin, kalo setiap hari sepanjang Ramadhan kita berbuat begitu, bisa-bisa puasa kita cuma dapat lapar dan dahaga saja. Naudzubillah min dzalik.
Oya, jangan salah lho, saat puasa kita juga terlarang untuk ngomongin yang jorok, keji, atau tercela. Kenapa? Bisa ngurangi pahala puasa kita, sayang. Kalo ada teman kamu yang nekat ngajakin kamu untuk ngegosip, berkata kotor, jorok dan keji misalnya, kamu jangan tergoda. Malah harusnya kamu nasihatin aja. Terus bilang bahwa kamu sedang puasa. Dan seharusnya saat kamu ngomong begitu doi paham, bahwa bila sedang puasa nggak boleh (terlarang) untuk melakukan itu. Abu Hurayrah mengatakan, bahwa Nabi saw. bersabda:
Apabila seseorang darip kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa (HR Bukhari Muslim)
Keempat, hilangkan aktivitas yang miskin manfaat bagi puasa kita. Main gim seharian? Walah, meski aktivitas itu tergolong mubah alias boleh-boleh saja dilakukan, tapi kalo seharian gimana urusannya? Kawan, puasa bukan berarti menghambat aktivitas kita yang lain. Sehingga pengennya di rumah aja. Itu nggak bener, dan yang pasti bisa bikin Ramadhan nggak bermakna. Meski tujuan main gim atau main ludo, halma, monopoli, ular tangga, karambol, bakar petasan, dan jenis mainan lainnya adalah untuk menghilangkan kejenuhan, tapi bukan berarti seharian penuh dan setiap hari selama Ramadhan kita begitu. Wah, bisa-bisa Ramadhan nggak ada bedanya dengan bulan yang lain. Nggak nikmat dan nggak bermakna. Jangan sia-siakan bulan bonus dari Allah ini, kawan.
Sobat mudah muslim, fakta-fakta tersebut jelas-jelas bikin kacau-balau ibadah kita kan? Itu namanya udah melecehkan ibadah kita sayang, jangan sampe itu terulang kembali di bulan Ramadhan ini. Yang lalu, biarlah berlalu, sekarang kita buka lembaran baru. Jangan sampe puasa kita jadi sia-sia alias nggak ada nilainya. Cetet ya.
Nah, supaya Ramadhan tahun ini lebih bermakna, kita siapin segala bekal untuk terjun di medan yang penuh dengan pahala, sekaligus tantangan. Jangan sampe ada di antara kamu yang ogah atawa malas, apalagi uring-uringan saat Ramadhan tiba. Justru inilah kesempatan kita untuk memperbaiki kualitas amal kita, dan sekaligus memperbanyak amal shaleh. Siap?


sumber gambar : Harian Umum Radar Sulteng

Pergaulan Muda-Mudi Masa Kini


Mungkin benar kata orang kalau sekarang ini adalah jaman edan, bagaimana tidak semuanya serba hancur-hancuran. Salah satunya adalah pergaulan para remaja yang beranjak dewasa, yah apalagi kalau bukan sex bebas.

Pada awalnya mungkin seorang abg katakanlah, mungkin dia ingin tau gimana sih rasanya pacaran??? banyak temen sudah pada pacaran, rasa ingin mencoba dan mungkin ditambah lagi rasa malu, masa dah segede ini belum punya pacar sih...

Awalnya mungkin cuma itu yang timbul, akhirnya si abg pun menjajal apa itu yang namanya pacaran. itu merupakan salah satu kasus atau penyebab kasus dari sekian banyak hal yang menyebabkan runtuhnya norma ketimuran kita.

Yah... disini ada dua pendapat tentang pacaran, pertama seperti yang kita ketahui pacaran ala muda-mudi sekarang, yang kebanyakan ...maaf... sudah melampaui batas seperti melakukan sesuatu yang hanya layak dilakukan oleh suami istri.

Banyak kan kita lihat kasus hamil luar nikah yang dialami oleh para mahasiswa, juga maraknya bisnis prostitusi abg putih-abu2 yang kian marak saja di kota-kota besar. mau dibawa kemana bangsa kita kelak???

Yang kedua ada yang bilang pacaran itu sah-sah saja asal tidak melanggar ajaran agama. pacaran yang bagaimana itu???? bisa dijelaskan...
Gambar : www.google.com

Susah Satukan Pacar dan Mantan



Cinta ibarat magnet. Cowok dan cewek yang terlibat di dalamnya diibaratkan kutub selatan dan kutub utara. Bakal terus tarik-menarik karena terjebak di medan asmara.
Analogi magnet juga berlaku untuk hubungan sang pacar dengan mantan. Ibaratnya, mereka satu kutub karena punya persamaan. Yakni, sama-sama pernah kejatuhan hati responDet.
Coba deh, letakkan dua kutub magnet sejenis secara berdekatan. Dipastikan, keduanya bakal saling tolak-menolak. Untuk pacar dan mantan, hal serupa terjadi. Ketika dikenalkan oleh 29,5 persen responDet, mayoritas (57,0 persen) pacar justru kemudian nggak berhubungan baik dengan sang mantan.
Yang mengindikasikan hal itu adalah berbagai reaksi dari sang pacar. Ada yang cuek (38,4 persen) dan ada yang cemburu (28,5 persen). Tapi, ada pula yang pacarnya mengaku senang (25,2 persen).
Dinda Isnaini Putri mengenalkan mantannya saat nge-date dengan sang pacar. "Waktu itu, kebetulan kita ketemu dan mantanku menyapa. Daripada pacarku salah paham, akhirnya mereka aku kenalin aja," kata penduduk SMPN 21 itu.
Ketika dikenalkan, cowok Dinda cuek-cuek saja. Dia hanya menyebutkan nama dan selanjutnya bersikap seolah-olah sang mantan tidak ada. Justru, mantan Dinda yang setelah kejadian itu menunjukkan reaksi cemburu.
"Dia ngirim SMS bernada sindiran, ngucapin selamat atas jadiannya aku sama pacarku. Maklum, waktu aku putusin dulu, dia memang nggak terima," ujar Dinda. Kejadian itu tidak diceritakannya ke pacar karena takut memancing kemarahan sang yayang.
Apalagi, setelah ketemuan, sang pacar sempat bilang nggak suka sama mantan. "Setelah itu, mereka nggak pernah ketemu lagi karena pacar dan mantanku beda sekolah," ucap penyuka cowok chubby tersebut.
Ketika mengenalkan mantannya kepada sang pacar, Nicolaus Abysius punya misi agar dua cewek itu berhubungan baik. "Biar cewekku nggak cemburu sama mantanku," ucap cowok yang sekolah di SMP Angelus Custos II itu.
Malangnya, sama seperti Dinda, niat baik Nico tersebut tidak ditanggapi dengan baik oleh sang pacar. Ketika dikenalkan, si cewek hanya mengangguk sambil tersenyum kecut. Setelah itu, wajahnya pun terus-menerus cemberut.
Selanjutnya, ketika kebetulan berpapasan di sekolah, pacarnya ogah menyapa sang mantan. "Mungkin, dia cemburu. Padahal, aku jelas-jelas udah nggak ada rasa apa pun sama mantanku," kata Nico sedih.
Pengumpamaan mantan dan pacar dengan air dan minyak yang sulit disatukan disetujui oleh Wendha Enggar Lestari. Pasalnya, niat baik anak SMAN 13 itu untuk mengakurkan mantan dengan pacar terbukti tak menunjukkan hasil berarti.
Yang ada justru rasa cemburu sang pacar yang semakin menjadi. Pacar Wendha merasa sang mantan adalah rival beratnya. "Cowokku cemburu karena tahu kalau mantanku udah bisa cari duit sendiri. Padahal, aku sendiri nggak mempermasalahkan hal itu," cuap Wendha (Sumber: Yuli &Jenny Radar Sulteng, gambar: www.google.com).

Cidahaku, dimana kau?

Takdir mungkin t'lah memisahkan kita dalam jarak, ruang, dan waktu. Cinta yang kupendam, tak sempat kunyatakan padamu sampai kaupun telah pergi meninggalkan sejuta tanya dalam hatiku apakah kau juga mencintaiku?
Waktu memutar berlalu begitu cepat, dalam sekejap mata semua tentang kita terhapus jejakmu yang meningalkan mimpi- mimpiku dalam hitungan detik. Sungguh kaulah tempatku mencintai, hanya saja rasa ini kunikmati dalam kesendirian dan kesunyian hatiku, aku masih disini menunggumu. Dalam hatiku selalu bertanya apakah kau tercipta untukku? Sementara aku bukanlah pilihan hatimu. Mungkin aku hayalah manusia bodoh yang berharap cinta yang tak pasti darimu. Demi waktu yang bergulir, aku ingin kembali seperti yang dulu sebelum aku mencintaimu. Mungkin nanti kau akan mengerti apa yang membebaniku selama ini. Kasih kumohon cobalah mengerti, jangan kau tingalkan aku agar cinta ini tak pupus dan terbang bersama angin, jangan tinggalkan aku. Tapi jika itu yang terbaik, tinggalkan aku sejauh mungkin. Seandainya kehadiranmu membuatku semakin terluka, aku rela dengan semua itu. Kini ku katakana saja, rinduku tak bisa tertahankan. Karena kaulah satu- satunya yang bisa menemani sejuta khayalku dan mengisi tempat terindah di hatiku.
Tak cukup kata untuk mengungkapkan seberapa cintanya aku padamu hanya suara hatiku yang terus berbisik memanggil namamu, namun pasti kau te dengar. Maka dari itu bila kau tak di sampingku aku selalu merasa resah dan gelisah. Tak cukupkah kau buat aku begini dan haruskah ku mati karena cinta yang kau berikan padaku itu hanyalah semu dan setengah hati?
Jika memang kau menginginkan aku mati, biarlah aku mati. Karena waktu yang tepat untuk berpisah adalah kematianku atau salah satu di antara kita. Bagaimana mestinya kisah ini harus ku akhiri seandainya aku masih saja mencintaimu?
Semua semu yang kau berikan, hanya sesaat saja memori indah itu lenyap tertelan waktu, aku hanya terus berharap untuk suatu nanti ketulusan hati ini mencintaimu dapat terbalaskan walau semua harus ku lalui dengan air mata dan pengorbanan. Coba dengar ku berbisik rintih pilu terbawa luka karena mencintai tanpa di cintai, "cinta yang tersimpan hanya dalam hati" saja takkan mampu terungkap karena kau semakin jauh melangkah meninggalkan aku dan sejuta harapan yang tersimpan dalam khayalan tingkat tinggi yang aku ciptakan sendiri dan akhirnya semua terjadi juga apa yang ku takutkan selama ini terjadi dan menimpa hidup yang kian membawaku merasakan perih tak terlukiskan.
Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku selalu memujamu di sela- sela kesedihan dan di balik semua luka, biarlah kau tak mau tahu tentang apa yang kurasa selama ini karena ku yakin ketulusan dan cinta sejati yang akan menjawabnya dan akan bertahan hingga ujung waktu.
@! $e'/ tim SuPel

Anugerah Dari Sang Penggenggam Hati (Sapa tucH???)

Anugerah Dari Sang Penggenggam Hati

Annisa Ria Astari, tapi Nisa atau icha menjadi panggilan akrabku di sekolah. Aku melihat namaku dan Andre dalam satu urutan pembagian kelas yang sama. Mata cowok berkulit putih itu senantiasa membidik ke arahku.
“Wih… ternyata ngeliat dia lebih dekat, dia terlihat cute banget!!!”gumamku dalam hati. Sepintas dia mirip salah salah satu personel Westlife, Shane.
Aku yang tahu hal itu pura-pura “berlagak“ tak menghiraukannya. Meski di hati kecil ini bidikan mata cowok itu lah yang selama ini kunanti-nantikan. Mengapa...? Ya, diam-diam aku “naksir” dengan cowok cool itu setahun yung lalu, di saat ku berbeda kelas dengannya. Tapi kali ini tidak, cowok berkulit putih itu akan kulihat sepuas-puasnya. Karena, aku akan sekelas dengannya di bangku 3 SMP. Aku yang tahu keberuntungan menghampiriku ini, langsung gemetar dan meleleh. Tak lama kemudian, dia tersenyum ke aku, matanya beberapa detik melirik penuh arti. Dadaku langsung berdebar kencang.
“Sialan nih, bikin aku grogi!” ketusku dalam hati.
Seketika itu juga kumembalas dengan senyum mengembang. Cowok yang katanya jenius itu, tidak hanya kutaksir, tapi akan kuhadapi sebagai sainganku di kelas.
Di kelas yang berbeda, kami lah Sang Bintang yang senantiasa memancarkan sinar terang di kelas dan di sekolah. Nah… apa yang akan terjadi ya…, kalau dua Sang Bintang bertemu? Siapa yang akan semakain bersinar, Andre atau aku? Tapi seorang Icha tak pernah gentar, walau aku dilahirkan sebagai kaum hawa.
Memang… kami berdua biasa dijuluki pasangan lawan (cerdas) yang serasi dan akur. Keseharian di kelas dapat mencerminkan tingkah laku Andre walau hanya selama seminggu bercengkerama dengannya. Aku yang telah akrab dengannya, dapat mengetahui isi hati kecilnya, meski ditutupi oleh parasnya yang kebarat-baratan dan kecerdasannya yang tinggi. Semua orang sungguh kagum mendengar prestasi dan kecakapannya dalam menjuarai berbagai lomba, bahkan tak ragu tampil di mata publik.
Aku yang termasuk tipe gadis tak mudah fall in love pada setiap laki-laki, sempat terlena dan terbuai olehnya. Suatu ketika teman akrab Andre mendekatiku.
“Hai, Nisa!” sapanya ramah sambil menarik kursi di sebelahku.
“Hai Farhan… ada perlu apa nih? Tumben banget kamu seramah ini…” tuturku menggodanya.
“Ada pesan dari seseorang untukmu. Andre selama ini suka kamu. Dia nitip salam buatmu!” cerita Farhan padaku.
“Benar nih…? Ga’ bo’ong kan?” tanyaku tak percaya.
“Masa’ sih aku bo’ong. Liat aja nanti…” gerutu Farhan padaku, ia gemes melihatku berlagak tak percaya.
“Oke deh fren… thank’z atas infonya!” tukasku sambil melempar senyum manis untuknya. Detik itu juga hatiku terselimuti rasa senang dan besar kepala, seolah-olah tubuh ini serasa melayang-layang seperti layangan cantik yang menari dengan tenangnya di udara. Hingga tatkala Farhan berlakon sebagai “macomblang” antara aku dan Andre. Desakan mereka itu, berhasil menohok bibirku berkata “YES”, yang berarti aku telah menerima cowok pemilik bibir tipis dan merah itu sebagai TAMBATAN HATIKU..
* * *
Beberapa menit dari peristiwa itu, hatiku terasa aneh dan berbalik. Bahkan setibanya aku di rumah, entah mengapa ku merasa bimbang dan penyesalan pun merasuki benakku.
“Ah…, apa benar aku suka Andre? Aduh kenapa aku menerima dia tadi yah? Apa aku nggak salah ucap kata “YES” itu?” hampir 1001 tanya memenuhi kapasitas pemikiranku. Hatiku pun menjadi resah, tak tahu bagaimana maksud hati sebenarnya. Aku tertipu oleh perasaan hatiku sendiri.
“Aku begitu simpati berat padanya, bukan untuk memiliki raganya, “gumamku pada diri sendiri.
Diri ini serasa galau dan ingin berontak, tak sabar menunggu hari esok untuk menarik kembali sebuah kalimat singkat yang mungkin masih terngiang di pendengaran Andre dan Si Macomblang kami itu.
“Aku akan bilang ke Andre besok, kalau aku hanya main-main dan tak serius. Tapi…, nanti aku dibilang playgirl lagi!” pikirku penuh cemas.
Kuberharap cowok cerdas itu mau mengerti. Tiga huruf dalam Bahasa Inggris itu akan kuralat. Padahal aku, Andre dan Farhan tahu persis kalau diriku memang tadinya menerima “tembakan” Si Cowok cuek itu pada momen tersebut, tapi tidak perasaanku yang sekarang dan detik ini. Ternyata perasaan suka dan sayangku yang begitu… besar padanya hilang sekejap, seakan menguap ENTAH KEMANA PERGINYA?
* * *
Esok harinya di kelas, dengan langkah takut bercampur malu kumendekatinya.
“Dre… aku minta maaf, A – aku hanya ingin jadi sahabat karibmu kok, gak pengen ngerusak persahabatan di antara kita!” jelasku terbata-bata dan perasaan mencekam.
Semburat wajahnya pun berubah mendung. Ia tak menjawab permohonan maafku, namun hanya mengangguk pelan mengisyaratkan bahwa ia mengerti. Tapi… aku merasa berdosa tatkala ia tak mau berbicara padaku di kelas, berselang selama tiga hari itu.
“Ia marah, aduh… mata dan wajahnya memerah dan tercermin gurat wajah sedihnya, gimana dong?” batinku cemas.
Mulai detik itu aku takut ditatap oleh sorot matanya yang dirundung benci dan luka, bukan... namun amat terluka. Aku pun berusaha tak menoleh ke posisi di mana ia berada. Namun di hari ke empat dari kejadian mencekam tersebut, kami mulai berbincang-bincang kembali, tapi hanya seperlu kami saja.
Hatiku sebal dan gelisah tatkala munculnya kabar “isapan jempol” dari teman-teman sekolahku. Apalagi pemilik mulutnya didominasi oleh kaum hawa. Mereka jadi penasaran karena aku menolak tembakan cowok yang menjadi rebutan para gadis di sekolah. Berulang-ulang kali mereka melontarkan seputar pernyataan yang itu-itu saja. Aku pun bosan dan letih untuk mengomentarinya.
“Nisa napa sih, gak mau jadian ama Andre? Dia kan udah sama-sama pintar kayak kamu, kulitnya putih, mana ganteng banget lagi! Masa depanmu pasti udah terjamin nantinya” ketus cewek yang lewat di hadapanku seolah mempromosikan cowok yang mungkin sedang patah hati itu.
“Cha, kenapa pake acara jual mahal ama Andre sih? Dia kan cowok yang lebih perfect dari cowok-cowok yang ada di sekolah ini. Udah cakep, cerdas lagi! Coba… aku yang ditembaknya, dengan senang hati ku tak sungkan memeluk dan menyambut uluran tangannya yang mulus itu” celoteh salah seorang cewek lagi, gemas.
Ya, kalau sudah “kayak gini” masalahnya, aku to the point ceramahin mereka semua.
“Fren… cinta itu nggak bisa kita paksain. Enggak tau kapan kehadiran dan kepergiannya. Aku juga bukan nyari cowok yang sempurna hanya dari segi fisik dan unjuk giginya saja. Namun, kesempurnaan itu muncul bila aku benar-benar “sreg” sama someone itu. Kalo nggak… ya…, tau sendiri khan?” sergahku pada mereka, sejenak kemudian ku menarik napas panjang.
Hatiku pun serasa lega. Lalu mereka hanya bisa terdiam “melongo” perlahan menjauh dan tertunduk malu. Di satu sisi ada yang merasa heran mengapa aku menjauhi Andre, namun di sisi lain banyak yang mengerti dan mendukung sikapku dalam mengambil keputusan ini.
Di hati ini rasa salutku, kini berubah menjadi benci. Cowok yang memiliki tatapan redup ini terlalu angkuh dan egois dalam bersikap. Kami teman-temannya, diperlakukan rendah dalam segala kecakapan yang dimilikinya.
Sahabat karibku terlihat menghampiriku, yang sedang duduk di dalam kelas.
“Cha, cowok baby face itu, ternyata setia banget loh sama kamu! Ceritanya sama kita-kita, dia tidak akan menghapus namamu dari dasar hatinya, hingga kamu bisa luluh suatu saat nanti. Ce…ileh segitunya dia yah!” celoteh Vita, menggodaku.
“Ah, masa’ sih? Aku jadi takut nih, dia sekarang udah kayak the love hunter dan aku wanted-nya. Tapi aku mau liat sampe kapan seeh perasaannya tetap keukeuh padaku!” tanggapku penasaran.
“Tapi… kamu ‘gak kasihan sama dia? Dia sudah banyak ngasih perhatian ke kamu. Coba deh kamu pikir-pikir! Kurang apa coba… dia?” pinta sahabat karibku sedikit mendesak.
“Yupz seperti biasa Vit, aku dah tegasin dari dulu sama dia dan anak-anak laennya, aku nggak punya perasaan apa-apa yang melebihi kedekatanku sebagai sahabatnya” timpalku membuatnya tersenyum dan langsung angkat bicara lagi.
“Iya dech… aku ngerti banget. Terbukti deh perempuan make perasaan yang lebih dominan dibanding lawan jenis, alias laki-laki yang umumnya pake logika” pikirnya dengan gaya seperti seorang guru psikologi di hadapanku.
Satu hal yang membuatku heboh, Andre yang dianggap sangat cerdas dan pandai bercakap di depan publik, akhirnya mampu kukalahkan! Pada semester 1 dan 2 berturut-turut di kelas 3 SMP, aku mencetak peringkat 1 diteruskan peringkat cowok egois itu di bawahku. Ternyata ada kelemahannya sedikit pada pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Tentu saja ini membuatnya tak memandangku sebelah mata lagi. Aku yang tak percaya akan kebolehanku langsung sujud syukur kepada Sang Pengasih. Padahal, dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, cowok yang berhidung sedang itu tak pernah mau mengalah. Bahkan, selalu mengejar nilai-nilai tertinggi dan meraup pujian-pujian dari guru dan wali kelas. Hingga suatu hari, aku merasa “jengkel” sekali dengannya. Ia sering ngotot berdebat dan menjatuhkanku dalam berargumen ketika mempresentasikan pelajaran. Untung saja teman-teman di kelas yang juga benci padanya, lebih mendukung dan akrab denganku. Aku pun tak kalah kekurangan dukungan dari Bapak dan Ibu Guru yang menyenangiku di sekolah.
Mungkinkah ia berpikir, “Kalau aku kalah dalam meluluhkan hatimu Icha, jangan sampai aku kalah bersaing denganmu di SMU nanti”? Karena kutahu niat kami berdua untuk melanjutkan ke SMU yang sama, di Kota Palu.
* * *
Setahun pun berlalu, namun bagiku tak ada yang berubah dari sebelumnya. Cowok “nyebelin” itu amat sangat berharap padaku. Aku ingin menghindarinya, namun apa daya. Cowok “sok tahu” ini sering banget menyinggung perasaanku sehingga, aku sangat muak untuk menjumpai kehadirannya. Untuk kedua kalinya aku merasa resah sekaligus “bete” satu sekolah dengannya.
“Icha… untung aja, Tuhan masih sayang sama kamu. Kamu masih bisa tersenyum. Cowok angkuh itu ‘gak sekelas sama kamu di kelas 1 lalu dan kelas 2 sekarang” ucapku pada diri sendiri. Namun, Aku harus menahan rasa benciku padanya, tatkala aku tak sengaja berpapasan dengannya di jalan.
Bagiku ada sebuah misteri yang tak dapat kupecahkan. Andre yang kutahu kalau jadi school idol bagi para gadis, namun di mata hatiku ia tidak lain cowok pengganggu dan meresahkan hatiku ini. Bila dekat dengan cowok berkulit putih dan mulus itu, hati menjadi tak tenang, dan merasa sangat membencinya.
“Meski ia telah memberiku sejuta care dan sesedikit rayuan gombalnya. Ku tak pungkiri…, dulu aku begitu memujanya, tapi tidak untuk detik ini. Please aku capek dan bosan ngebahas ini terus”. Itulah jawaban yang biasa kujelaskan panjang lebar pada teman-temanku.
Tapi, kalimat itu tak pernah kuucap secara live di hadapan Andre. Karena, aku takut dan tak tega mengucapkannya di depan dirinya. Meskipun begitu, aku yakin ia telah tahu dari teman-teman yang sering menanyakan tentangnya padaku.
Ketika momen orientasi siswa di sekolah menengahku, aku tak banyak dikenal oleh kakak senior dan belum punya banyak keberanian bila bertanya atau berargumen di depan publik. Hal yang serupa pun terjadi ketika Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) yang kuikuti. Itulah yang memunculkan keinginanku berpartisipasi dalam OSIS dan ekskul Teater. Berbeda denganku, Andre yang pandai berceloteh di depan umum, cukup beruntung dalam “menggaet” perhatian (simpati) para senior, terutama cewek-ceweknya. Akhirnya cowok bertubuh sedang itu terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS II di sekolahku. Sedang aku bersyukur mendapat jabatan dalam seksi Bidang (SekBid) VIII mengenai Apresiasi dan Kreasi Seni.
Mulai detik itu, kami berdua disibukkan dengan berbagai program kerja OSIS. Sedikit demi sedikit, Andre mengurangi keagresifannya padaku. Kebencianku padanya pun semakin hari semakin terkikis di hati ini. Kami pun menjadi dekat kembali hanya demi menciptakan kerja sama yang solid dalam organisasi sekolah tersebut.
Andre yang sudah cukup akrab dengan Ketua OSIS kita di sekolah, mulai menjadi tempat “curhat” bagi Sang Senior itu. Hingga suatu hari Evan Sang Pemimpin organisasi sekolah itu, memberanikan diri untuk curhat kepada bawahannya.
“Dre… teman cewek kamu yang sering berbicara denganmu di kelas, siapa sih namanya?”
“Yang mana, bagaimana ciri-cirinya kak?” balas Andre penasaran.
“Itu tuh yang rambutnya sering tergerai panjang sepinggang, dia kayaknya manis banget,” lanjut Evan.
Andre yang tahu kalau cewek yang memiliki rambut hitam berkilau, lembut dan panjang tergerai satu-satunya hanyalah aku. Kemudian ia langsung menjawab pertanyaan kakak kelas II itu.
“Oh… dia namanya Annisa Ria Astari, kalau aku suka memanggilnya dengan Nisa. Biasanya Icha menjadi sapaan kesayangannya. Memang napa kak?” Rasa penasaran pun memasuki hati kecilnya.
“Tolong sampaikan pada Icha, salam kenal dan salam terspesialku untuknya!,” jujur Evan dengan senyumnya yang “ke-pedean”. (He…he… memang aku bisa tahu ekspresinya, aku kan tidak melihatnya sedang tersenyum waktu itu!)
“I… i… ia. Insya Allah kak. Pasti akan saya sampaikan nanti,” janjinya menyayat hatinya sendiri.
“Thank’s yah Dre… kamu memang ade kelas sekaligus rekan organisasiku yang paling baek banget…” pujian cowok bertubuh jangkung itu pada Andre.
“Iya… sama-sama kak!” ucapannya menyembunyikan hati yang terluka.
Seluruh percakapan di antara keduanya, memang tak kudengar via siaran langsung. Namun Andre sendiri yang menceritakannya seperti itu dan menyampaikan salam dari cowok berkulit sawo matang itu untukku. Tergambar jelas olehku guratan wajahnya yang sedih dan kecewa, ketika menyampaikan pesan itu padaku. Aku yang “cuek” dengan perasaannya, langsung menerima salam dari kakak Evan. Kebetulan sekali… aku naksir dan simpati dengan kepribadiannya. Sebelumnya, aku juga memilih cowok yang tingginya semampai itu sebagai Ketua OSIS, dari seluruh kandidat yang ada ketika PEMILU. Sang Ketua yang satu ini orangnya baik, bicaranya halus, sikapnya ramah, pandai bercakap di depan publik, postur tubuhnya tinggi, kulitnya sawo matang sepertiku, serta bertanggung jawab atas semua tugas-tugas dan kewajibannya. Tapi… jangan salah terka! Bukan semata-mata karena fisiknya aku bisa jatuh hati pada pandangan pertama dengannya. Namun perasaanku serasa “sreg” dan “clop banget”, ketika memandang parasnya dan berada di sisinya.
“Ia adalah seorang bidadara dari surga, yang kuanggap berkah dari Sang Pencipta untukku seorang” tuturku dalam hati.
Ku berharap dia seorang yang akan memberi sejuta kebahagiaan dan ketenangan lahir dan batin bagiku.
Wah… wah! Ternyata ada “gossip” baru yang beredar ke permukaan. Beritanya, aku diperebutkan oleh kedua cowok yang keduanya sama-sama ngetop dan naik daun di sekolah. Berita itu semakin hot, karena semua siswa dan sebagian kakak senior cewek pada naksir dan cidaha (cinta dalam hati) dengan salah SATU DARI MEREKA.
* * *
Suasana pun meredup, ketika aku memilih Evan sebagai pujaan hatiku. Aku masih ingat kata-kata cowok yang selalu berdasi dan berpenampilan rapi di sekolah itu, saat “nembak” aku.
“Cha… saya sayang banget sama kamu. Rasa ini muncul sejak aku memperhatikanmu di musholla sekolah, ketika kita sama-sama sedang mengambil air wudhu sebelum sholat dzuhur. Jadi, saat ini lah… yang kurasa tepat untuk mengungkapkan perasaan ini.” Ucapannya mendesah, setengah berbisik padaku.
“Aku telah berani ungkapin semuanya sama Icha, terserah Icha mau jawab apa! Aku siap menunggu jawabanya, entah besok…, minggu depan…, atau tahun depan sekalipun,” tambahnya dengan agak nekad dan semangat yang berapi-api.
Aku langsung terpengarah riang!!! Suasana hati menjadi berbunga-bunga setelah mendengar pernyataan itu. Hatiku pun melambung tinggi. Aku langsung naksir padanya at the first sight pada kegiatan LKS lalu. Tapi apa iya, dia rela dan sabar menunggu balasanku tahun depan? Apa nanti masih suka padaku? Paling sudah mengait atau dikait cewek-cewek lain lagi. Meskipun, aku baru kenal dekat dengannya selama dua minggu, tak kubiarkan ia menungguku walau hanya beberapa detik saja.
Kemudian kalimat dari bibir bulatku pun meluncur, “Iya…! Aku juga sayang kakak”.
Ia pun tersenyum ceria, sambil mengucapkan, “Kamu nggak pikir-pikir lagi, langsung nerima aku nih?”
“Iya, aku udah putusin sekarang!” tukasku tertunduk malu, teriring senyum termanis dariku.
Aku terperanjat kaget, ketika hubungan aku dan kak Evan tersebar ke se-antero sekolah. Kami layaknya pasangan selebritis terheboh yang sedang menjadi buah bibir para guru dan siswa. Sampai kisah Andre yang patah hati karena kutolak cintanya pun telah mampir ke daun telinga publik. Yah…, aku hanya menganggapnya sebagai “anjing menggonggong kavilla pun berlalu!”
Hingga suatu ketika, sahabat cewek sekelas denganku bertanya padaku.
“Icha yang cakep… pintar lagi! Kasih tau ke aku dong, kenapa kamu sampe pilih ka Evan? Kan… ka Evan ama Andre sama-sama cowok yang bisa bikin histeris para cewek, termasuk aku. He… he…” Mungkin ada 1001 tanya bahkan lebih berkecamuk di otaknya.
“Aku benar-benar cinta mati sama Evan, bukan hal-hal materi atau fisik loh. Buktinya Evan itu hanya cowok berkulit sawo matang dan berasal dari keluarga yang sederhana seperti keadaan keluargaku. Tapi, aku nggak bilang kalau Andre itu bukan cowok perfect. Namun banyak hal spesial yang ada pada diri Evan, tak ada pada cowok lainnya. Dia tuh punya senyum manis, tinggi, setia, punya rasa tanggung jawab, baik dan… perasaan tersanjung muncul di hatiku yang ngebuat jiwaku terasa tenang, beraroma riang, dan hati melambung tinggi bila berada di dekatnya. Ditambah satu lagi, lantunan kata dan kalimat dari bibir seksinya yang berupa fatwa, serta pengalaman dan candanya telah merasuki dan menyejukkan hatiku.” Ujarku panjang lebar, tanpa helaan napas. Hingga anganku pun menari-nari di angkasa.
“Ce… ileh, segitu berharganya dia bagi kamu! Kalau gitu selamat yah. Semoga hubungan kalian langgeng untuk selamanya!” godaan cewek yang terkenal kecantikannya di kelas itu, membuyarkan lamunanku lalu aku pun tersipu malu.
“Amin deh. thank’s atas dukungannya!” sambungku, berharap doanya benar-benar berlaku pada cintaku.
* * *
Sekarang hatiku mulai berlega ria, karena Evan (cowok yang menyejukan hatiku) dan Andre (cowok yang setia memujaku) itu masih bersahabat dekat. Padahal kedua cowok yang cool itu, tahu kalau mereka sama-sama bersaing untuk menggapai cinta suci dariku. Di tahun berikutnya, dari status anggota aku merangkak ke atas menjadi Sekretaris Inti Osis atas kepercayaan seluruh elemen sosial di sekolahku. And so amazing…! Ketua OSISku adalah Andre, dia berhasil menggantikan Evan. Seiring waktu yang terus dan selalu berganti, aku dan Evan dapat menjalani hidup penuh riang dan tawa, seperti layaknya pasangan yang sedang kasmaran. Andre pun mengalah dan mengerti dengan kekuatan cinta yang aku dan Evan sulam bersama. Di antara Aku dan Evan tetap menciptakan beberapa trik-trik yaitu, berupa kebersamaan, saling memahami, nasehat-menasehati, menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain, dan yang paling penting saling setia dan mempercayai.
Kesucian cinta yang kami pertahankan, membawa dampak positif bagi perkembangan prestasi kami berdua. Evan mampu mengemban tanggung jawabnya dengan sukses sebagai Ketua OSIS (hingga berstatus mantan). Sedang aku telah banyak menyabet prestasi dalam berbagai bidang, seperti lomba Olimpiade Sains, Pidato Bahasa Inggris, Debat Bahasa Inggris dan menjadi Bintang Sekolah. Trik-trik kelanggengan hubungan kami itu pun, dapat mengokohkan cinta kami, walau waktu dan tempat masih harus membatasi kedekatan kami. Iya lah… kami bukan “mukhrim” atau bukan pasangan yang boleh bersikap di luar batas kewajaran . Jadi… SABAR DULU!


Palu, 18 Juli 2007
Yuliana Sari


Sinopsis Cerita
Aku Icha, gadis cerdas dan agak pemalu di sekolah. Diam-diam aku memendam rasa “Cidaha” (cinta dalam hati) pada Andre, cowok yang digandrungi oleh para cewek di sekolah. Cowok berkulit putih yang satu kelas denganku ini, cek & recek ternyata telah lama jatuh hati padaku juga. Kami adalah dua bintang yang selalu menyinari se-antero sekolah dengan segala prestasi dan kebolehan kami.
Lalu aku bertemu dengan cowok yang tak kalah hebatnya dari Andre. Cowok yang berani menyatakan perasaan sayangnya padaku itu adalah Evan. Ia adalah Ketua Osis di sekolah kami. Aku pun terjebak pada dua pilihan cinta…
Dengan langkah mantap, aku memilih satu di antara mereka.
Siapa yang akan kupilih ?
Andre yang cerdas ataukah Evan yang penuh tanggung jawab ?
Dalam kemasan kisahku ini, terbukti hanya Allah lah yang mampu menguasai dan membolak-balikan perasaan manusia.
Ikuti kisahku selengkapnya dalam diary manisku ini…
……!
Created by mE

Cerpen Buatan Sendiri

Cerita Ombak di Pantai Talise

“Setitik embun pagi … dapat menyejukkan jiwaku,
yang mulai gersang karena rindu padamu....
Cintamu yang tulus, bagai air yang bening
membuatku semakin cinta padamu
Sedetik pun aku tak ingin jauh darimu
hanya saja ku tak berdaya....
Sehingga tak dapat s’lalu melihat wajahmu....
* * *
Deru ombak kecil mengalunkan melodi kedamaian, teriring sinar Sang Mentari Tua yang menghangatkan tubuh, memberi nuansa keromantisan pada Pantai Talise yang kemilau. Nuansa itu hadir untuk Kesha, penuh melodi berirama tentang cintanya. Setia menemaninya memberi inisial dari Kepulauan Ampana sana, juga terbentang langit keredupan, yang kemilauannya tak kalah takjub dengan Talise yang kini ditatap olehnya.
Langit tua itu tak bertiang, terlalu kokoh memayungi Talise yang selalu terderai tawa riang olehnya. Langit indah itu milik Kesha, gadis yang telah kehilangan senyum penuh kebahagiaannya. Suasana Talise itu selalu muncul dan ada menghiasi penantiannya selama ini.
“Aku harus sekokoh langit ini. Tak ingin ku goyah dan remuk! Karena ku tahu dan sangat yakin, di Kepulauan Ampana sana, Donny mampu mengokohkan kesetiaan cintanya untukku,” gumam gadis berperangai lembut ini, pada diri sendiri.
Penantian dan kesetiaan bagi Kesha itu adalah suatu pengorbanan. Meski begitu meletihkan. Namun, tak ada yang lebih hebat dari penantian yang diabadikan dengan kesetiaan, kesabaran dan dibumbui harapan di dalamnya. Deru ombak yang berirama lembut, sesekali tenang dan kembali bersorak merdu, membawanya dalam dunia keceriaan. Semua keadaan dan suasana menentramkan itu, mengingatkan semua file tentang kisah cintanya yang pernah tersimpan di benaknya.
“Aku pernah merekam betapa hebatnya cinta yang diulurkan Donny untukku. Tatapan mata dan tutur katanya membawa kesejukan dan kedamaian hatiku, tak ada yang menandingimu, cintaku!” gumam gadis bertubuh sedang itu membatin.
“Itulah yang membuat penantianku begitu nikmat. Hanya cinta dan keyakinan yang kumiliki, dapat membuatku lebih tegar dan bersabar. Meski harus jauh… demi suatu saat engkau tercipta untukku…” cerita dan harapannya kepada ombak yang menari-nari di hadapannya.
Hingga kini desahan suara Donny, masih terlalu enak dan berkarakter bagi Kesha. Uluran tangan cowok penantiannya itu, begitu lembut dan hangat membekas pada syaraf kulit lengannya. Dan seribu satu kedahsyatan lagi, yang membuat seluruh persendian terasa melepuh dan lemas terkulai jika tak mendengar dan menatap senyuman cowok manis itu. Hingga membuatnya tak berpaling dari cowok cool itu. Ia berharap kuat dan setia menanti kehadiran Sang Pujaan Hatinya, hingga nanti.
Namun kasih sayang, senyum manis dan segala petuah Donny untuk Kesha lah, yang semestinya tak membuat gadis itu untuk selalu dan selau berharap datangnya sebuah the nice ending di balik penantiannya yang kokoh selama berbulan-bulan ini.
“Jika aku bisa terpana dan terpesona memandang wajah serta kepribadiannya, mengapa tidak gadis-gadis di sana akan banyak yang meleleh memandang tampangnya? Apalagi ini pertama kalinya Donny belum balik-balik juga selama tujuh bulan lebih!” ia membatin cemas, seketika senyumnya memudar.
“Mungkinkah ibunya menahannya di kampungnya itu? Atau... ingin lari dari kenyataan rajutan cinta yang pernah kami buat?” gadis itu pun menggeleng.
Ia merasa pertanyaan-pertanyaan itu, tidak sepenuhnya menjadi alasan bagi Donny yang tak kunjung kembali ke Kota Palu. Padahal kekasihnya itu telah berjanji untuk kembali membawa cinta ke pangkuan Kesha secepat mungkin. Bahkan, Sang Romeonya itu telah mengakui kesetiaan dan ketulusan cinta dari gadisnya itu untuk dirinya. Namun, ia begitu percaya akan langkah Donny untuk mengunjungi ibunda tercintanya di kepulauan tersebut.
* * *
Satu setengah tahun yang lalu, Kesha sungguh kasihan pada cowok penantiannya itu. Sungguh prihatin pada Donny yang indeks pretasinya menurun dan akhirnya tidak lulus ujian pada pendidikan sekolah menengah atasnya. Dalam dua semester akhir di kelas III SMA itu, ia menjadi siswa yang uring-uringan, malas dan sering terlambat ke sekolah. Masih sangat beruntung, pihak sekolah tak men-drop out dirinya dari sana, ketika itu. Kesha pun sudah sering memberi nasehat pada cowok yang juga sering memberinya petuah itu.
“Ka Donny... kenapa udah malas datang ke sekolah sih? Guru-guru sering nanyanya ke saya, kalau kakak tidak datang ke sekolah. Kan.... tidak lama lagi kakak menempuh Ujian Nasional?” pinta Kesha penuh harap.
“Iya... aku tau ko’ Sha! Tapi..., kadang aku merasa letih dan bangunnya kesiangan deh! Insya Allah saya bisa mengubah sifatku ini,” ucap Donny lirih, mencoba menenangkan kecemasanku.
“Aku mau kakak rajin ke sekolah! Supaya, aku bisa sering-sering ketemu ama kakak. Kalau bukan ketemuan di sekolah, di mana lagi coba?” tukas gadisnya, agak sebal.
“Iya dech, sayang! Thank’s yah atas dorongannya...” balasnya sambil tersenyum, membuat Kesha tersenyum pula.
Namun, cowok berkulit hitam manis itu pun tak kunjung berubah saat Kesha singgung terus-menerus secara halus. Kesha yang merupakan adik kelasnya saja, banyak menyabet prestasi akademik maupun non-akademik bagi keharuman nama sekolah mereka. Apalagi gadis pendiam itu mengambil jurusan menantang Ilmu Alam, sedang cowok tambatan hatinya itu lebih memilih menempuh jurusan Ilmu Sosial.
Sesungguhnya, Kesha dari dulu amat merindukan Donny yang pertama kali ia jumpai dan dikenalnya. Laki-laki impiannya itu adalah siswa berprestasi di sekolah. Dulu, Donny pernah memenangkan lomba karya tulis ilmiah dalam kegiatan ekstra kurikulernya Karya Ilmiah Remaja (KIR), dan lomba-lomba lainnya. Tapi, entah mengapa semakin hari ia berubah hingga 270°, meski itu perlahan-lahan. Donny pun jarang dan hampir tak pernah menemui gadis manisnya itu pada jam istirahat dan pulang sekolah.
Hingga hari H (pengumuman kelulusan), Kesha tersentak kaget mendengar info ketidaklulusan kekasihnya itu. Kesha menyesal, ia harus pergi memenuhi panggilan sebagai utusan gurunya, untuk mengikuti lomba mengarang Bahasa Inggris di luar sekolah. Ia harus meninggalkan sejenak, Donny yang sedang dag... dig... dug... menunggu pengumuman tersebut di sekolah. Ketika kembalinya Kesha ke sekolah, ia tidak mendapati Sang Romeonya, yang kata semua temannya beberapa menit yang lalu, Donny menangis tersedu-sedu dan langsung pergi entah ke mana. Ruang rasa Kesha pun seketika sedih, matanya berkaca-kaca mencari keberadaan cowok berambut hitam pekat itu di setiap sudut sekolah. Hati gadis yang penuh rasa iba itu, langsung menahan angkot menuju rumah (kost) Donny, yang begitu jauh jaraknya dari sekolah, demi mencari keberadaannya. Berlawanan dari dugaannya, cowok yang dicarinya, ternyata bukan pulang ke tempat di mana biasa ia beristirahat itu.
“Aduh... kasihan dia. Kalau bukan pulang ke sini, lalu ke mana perginya. Semoga tak terjadi apa-apa dengannya,” cemas yang amat sangat pun menyusup ruang rasanya.
Kemudian ia pulang dan kembali menahan angkot di tepi jalan. Setelah kejadian itu, gadis lembut itu dihantui perasaan sesal yang berontak di dalam hati dan pikirannya.
“Ya Allah... maafkan aku yang tidak ada ketika Donny mermbutuhkanku. Aku tak dapat menghapus genangan air bening di kedua sudut matanya dan menyemangatinya dengan kalimat-kalimat yang menenangkan hatinya. Padahal, ia adalah pacarku. Ka Donny... semoga engkau tak marah padaku,” batin Kesha berbisik.
* * *
Penyesalan bagi Donny bukan hanya muncul di akhir usahanya, namun menyedihkan dan menurunkan semangat “45” dalam hidupnya. Ia tidak lulus dalam mata pelajaran Ekonomi, yang merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
Beberapa minggu kemudian dari kesedihan itu, Kesha berhasil menemui Donny di rumahnya. Sebaliknya, sesekali cowok cute itu mengunjungi Kesha di kediamannya. Di saat-saat itu, mereka dapat saling mencurahkan hati (curhat), saling memahami dan membiarkan perbedaan berbaur di antara keduanya. Sebab, dari kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki, dapat disempurnakan oleh keduanya dengan saling mengisi dan nasehat-menasehati.
“Sha... kamu memang cewek yang lain dari cewek-cewek lainnya yang pernah kutemui. Apa kamu tidak malu dan jengkel sama saya? Saya nggak lulus, sedang kamu cewek pintar dan punya yang lebih dari aku,” pernyataan dan pertanyaan Donny sungguh menohok hati Kesha.
“Ka... kakak apa-apaan sih? Aku sungguh beda dari kaum hawa yang lain. Aku bukan mencari kepopuleran dari diri kakak. Tapi kejujuran, kesetiaan dan ketulusan cinta yang kakak beri untukku. Semua cobaan pasti ada hikmahnya bagi kakak dan suatu saat ada pengganti sebagai hadiah akan kesabaran kakak selama ini dari Allah” Kesha mengelak, menjelaskan sedikit pengetahuan agamanya yang ia yakini selama ini.
Hingga hati gadis polos itu tertekan tak ingin menerima kenyataan, bahwa cowok berlakon sebagai bodyguard-nya itu harus meninggalkannya sendiri.
“Aku akan pulang ke kampungku di Kepulauan Ampana. Ibuku telah merindukan diriku di sana. Tapi setelah aku ujian Paket C. Hati kecilku tak bisa kubohongi. Aku selalu merasa, harus selalu berada dalam kehidupan masa kecilku dan tempat kelahiranku. Bersama ibu dan kakak-adikku.” Aku menghela napas panjang, saat mendengar pengakuannya setahun lebih yang lalu.
Donny memang anak yang baik. Ia telah lama merantau ke Kota Palu meninggalkan keluarganya, hanya untuk menimba ilmu dan pengalaman. Ia merasa selesai untuk mengakhiri pendidikannya di kota bercuaca hangat itu. Mau tak mau, mereka harus berpisah. Mungkin dalam waktu yang begitu lama. Entah kapan penantian Kesha akan tiba ending-nya dengan mulus....?
Cinta Donny kepada keluarganya, membuat dirinya tak ingin berpisah lama. Seharusnya, Kesha kecewa mendengar pengakuannya itu. Pulang kampung Palu-Ampana, bukan karena terburu rindu pada Kesha. Tapi, pada keluarga dan tanah kelahirannya. Namun, setiap kekecewaan gadis bertubuh padat-berisi itu merisaukan ruang rasanya. Di sisi lain hatinya malah berbangga dan kagum. Tak banyak anak laki-laki yang bisa seperti Donny. Jika cowok bertubuh tinggi semampai itu bisa memberi cinta berlebih kepada ibu dan keluarganya, mengapa Kesha tidak. Kesha kan kekasihnya?
Kesha masih ingat saat SMA dulu, Donny adalah siswa teladan di sekolah. Gadisnya itu begitu terpesona akan kepribadian Donny. Belum lagi, dia tak seperti remaja kebanyakan yang sering “nongkrong” di rumah teman dan lupa pulang. Donny akan selalu hadir mengetuk pintu rumahnya untuk pulang beristirahat, meski pulang dini hari karena keasyikan nongkrong atau main. Kesederhanaan yang dimilikinya, membuatnya jarang “jajan” di kantin sekolah. Namun, ia keseringan bermain dengan buku bacaan di perpustakaan dan mengadu pada Sang Khaliq setiap sholat dzuhur berjamaah di sekolah. Bahkan kebiasaan Donny itu tak pernah berbeda jauh dari kebiasaan yang Kesha lakukan di sekolah.
Awalnya Kesha berpikir ada keanehan atau keraguan tentang apa yang ada pada diri kekasihnya itu. Tapi, saat mencoba mencintainya, ia merasakan ada rasa lain pada cinta yang Donny berikan padanya, cintanya tulus dan suci! Dan salahkah bila Kesha ingin mempertahankan setia untuknya? Hingga detik ini....
Kesha bukan tak curiga, juga bukan tak khawatir. Seribu satu cerita cinta yang pernah ada di planet bumi ini, dan lebih dari separuhnya berakhir luka setelah mencoba membiarkan diri menanti dan setia. Namun, hanya kekuatan cinta yang dapat menghapus semua kehampaan dan kekhawatiran itu. Yang bisa ia perbuat hanyalah, mendoakan Donny agar selalu dilindungi Yang Maha Kuasa dan semoga ia akan kembali lagi membawa sejuta cinta untuknya. Gadis ramah ini juga sering mencari-cari kabar tentang cowok impiannya itu, dari paman dan sahabat karib Donny, Reza yang kedua informan itu menetap di Palu.
* * *
Talise senja masih memberikan kemesraan bagi Kesha. Tapi, ombak pantainya tak berirama merdu, sore ini menorehkan kekecewaan di hati Kesha. Harusnya ombak itu datang untuk menari-nari sejak atraksi mentari tua berubah senja bermula. Tapi kini lain, alunan ombak itu datang saat gelap mulai mengisi langit yang kokoh itu. Terlebih datang dengan alunan yang begitu keras, deras dan beriak-riak. Seolah-olah suasana ombak itu membawa berita melukakan baginya.
“Aku dari rumahmu mencarimu Kesha...,” Reza telah berdiri tepat di belakangku.
“Kamu ko’ sampai nyari-nyari aku ke sini? Pasti ada kabar penting tentang Donny untukku yah?” tanyanya gesit. Saat satu sisi hatinya berfirasat sesuatu telah terjadi pada Donny.
“Harusnya... kamu tanya keadaanku terlebih dahulu! Bukan Donny!” Kesha semakin merasa ada yang tak beres dari makna perkataan Reza itu.
“Ya, pasti kamu sehat-sehat saja bukan? Lalu Donny bagaimana kabarnya ?” tanya Kesha, Reza pun tersenyum.
Jelas terlihat oleh Kesha, kalau senyum itu diusahakannya semanis mungkin. Sayang sekali..... sejak gadis manis itu melihat senyum Donny, tak ada lagi keindahan yang menandingi kelebihannya. Meski Talise sekali pun!
Tutur kata cowok bertubuh pendek itu, lalu diatur sesantun mungkin. Meski dari bibir tipisnya kemungkinan mengalir cerita yang amat memilukan.
Kesha berharap semuanya dusta. Tentang kedekatan Donny dan gadis lain di kampung kekasihnya itu. Juga tentang Donny yang kebetahannya tinggal di sana, bukan semata karena telah membendung rindunya pada ibu dan keluarganya, tapi juga karena ada gadis lain yang di sampingnya.
Gadis pendiam itu menggeleng, sambil menatap redupnya langit tanpa bintang-bintang yang menghiasinya. Tapi, Reza tak kunjung berhenti bertutur. Hingga, langit pun membendung banyaknya riak bening yang bersiklus di bumi ini.
“Aku yakin kamu terluka, mempertahankan kesetiaan dalam penantian panjangmu selama ini. Tapi pernahkah kamu bayangkan, bagaimana kecewanya aku. Donny dan cewek tunangannya itu berselingkuh di depan mataku.” Aku tertunduk. Menerawang ke arah kedua kakiku yang kubiarkan dibasahi oleh deru ombak yang menepi.
”Zha…, dia sudah tunangan? Lalu apa saja yang telah kau lakukan untuk membantuku? Jawab Za!” desak Kesha pada cowok yang hanya terdiam itu.
“A... a... aku sudah mengingatkannya, tapi… ia tidak menghiraukanku. Bahkan ibunya pun merestui pertunangan antara anak laki-lakinya itu dengan gadis yang ia kenal sebelumnya itu” suara Reza pun keluar bebas dari antara dua katup bibirnya.
Kesha tak dapat menahan tumpahan riak butiran bening membasahi pipi dan jarinya.
“Maaf! Aku harus pulang,” ucap Kesha saat tutur Reza mulai mengompori dirinya.
Tidak akan Kesha lakukan. Hampir tiap tatkala mentari tua muncul, ia ke Talise, menyaksikan deru ombak kecil, lembut dan perlahan bersorak penuh kedamaian dan kemesraan. Suasana pantai itu selalu diharapkan dan dibayangkan olehnya sebagai Reza atau paman Donny yang akan berjalan ke tepi membawa kabar bahagia untukknya, tentang Donny. Jadi, sangatlah mustahil bila gadis yang setia itu harus mencintai Reza. Mungkin benar kekasih yang dinanti-nantinya itu telah menghianatinya, tapi ia berpikir salah melarikan cinta sucinya pada Reza, sahabat karib Donny.
“Aku bukan meracuni pikiranmu. Tapi aku… juga tak butuh madu darimu Sha…” cetus Reza lirih.
Kesha langsung beranjak pulang ke rumah sendirian, tak ingin ada seorang pun yang mengganggunya selama detik-detik itu.
* * *
Detik itu, Kesha dengan cekatan menghadap ke jendela berkaca bening di depan rumahnya, setelah ibunya memberi tahu, kalau Donny telah datang untuk menemuinya. Saat itu detak jantung Kesha berdentum dahsyat, dag… dig… dug…, cepat dan berirama. Di depan jendela itu, Donny berdiri dan langsung duduk di serambi depan, dengan tatapan yang terbang dengan santai sesekali ke penjuru ruang tamu dan bunga-bunga indah nan mekar di halaman depan, yang selalu dirawat dan disirami oleh Kesha dan ibunya.
Donny pulang? Apa dia mencariku? “Tunanganmu mana?” Hanya pertanyaan terakhir yang sanggup terucap dari bibir merah Kesha. Dua pertanyaan sebelumnya hanya mampu diejanya dengan batin.
“Kamu mencariku atau tunanganku ?” tanya Donny heran.
“Seperti yang baru saja kutanyakan. Kamu tadi dengar kan?” ketus Kesha sinis.
“Aku pulang sendiri ko’ dari sana! Aku pulang untukmu dan tak ada tunangan ataupun pacar yang aku punya selain dirimu Sha…” begitulah kata Donny memulai ceritanya.
Kalimat selanjutnya, jauh berlawanan dengan apa yang pernah diceritakan Reza pada Kesha.
“Reza menjadikan alasan kedekatanku dengan kakak sepupuku untuk membohongimu. Aku juga kaget saat kutahu sepupuku itu mencoba mendekati dan merayuku, agar aku lupa padamu, atas akal busuk Reza. Ia ingin merusak hubungan yang pernah terjalin indah di antara kita. Ia iri dengan hubungan kita. Aku selalu ingin memenuhi janjiku menemuimu secepatnya, namun keluargaku juga membutuhkan partisipasi dan keberadaanku.” Jelas Donny panjang lebar, tak ingin membiarkan Kesha terlalu jauh membencinya.
“Reza bohong? Sedikit pun tak kudapatkan gurat kebohongan itu pada Reza. Meskipun, aku sangat berharap itu memang bohong. Bahkan dengan santainya ia mengajakku bermain-main api dan ada nada dendam dari tutur katanya” gumam Kesha dalam hati.
“Syukur Alhamdulillah Donn…, ternyata kamu masih setia padaku. Setelah berkali-kali kesetiaanku teruji, tak pernah sedikit pun aku mencoba berpaling. Meski aku harus menangis, karena tak mampu kubendung rinduku padamu…” curahan hati gadis ramah itu pada kekasih dambaannya.
Rindu yang menggunung adalah ujian terberat yang Kesha tempuh selama ini. Tapi… Kesha selalu menyisakan semangat dan cinta putih untuk Donny. Semangat buat terus mencintainya. Dan… semangat serta kesetiaan gadis manis itu lah yang mengizinkannya untuk tetap memiliki Donny, hingga kini.
“Aku nggak dipersilahkan masuk nih?” tanya Donny menggoda gadis pujaannya itu.
Kesha pun malu sendiri saat menyadari dirinya masih dalam tunduk.
“Harusnya aku sudah berada dalam pelukannya sejak dia datang tadi. Tapi… mengapa aku belum bergerak juga yah?” kini batinku kembali berbisik.
Kemudian Kesha pun tersipu malu. Donny membiarkan gadisnya ketika salah tingkah di hadapannya. Setidaknya dapat mengurangi rasa shock-nya, setelah mendengar dalih Reza tempo hari.
Inilah the nice ending, yang begitu dinanti-nantikan oleh Kesha, buah dari penantiannya selama ini. Namun mereka masih penasaran, apa alasan Reza sehingga telah membohongi mereka…?

Created by Me
In Palu on August 6th 2007

Send Your Message To My EmaiL....

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):