Nov 16, 2008

My LoveLy CiTy

Kali ini, saya hendak mendeskripsikan tentang keindahan dan keunikan, serta potensi pariwisata yang ada di Taman Nasional Lore Lindu dan tempat wisata lainnya di Kota Palu. Tulisan ini saya buat agar kita mengetahui informasi faktual tentang takjubnya Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) ini. Informasi ini, saya loh yang susun sedetil mungkin dari berbagai media, mulai dari brosur Balai Bioregion Sulawesi TNLL, jelajah internet hingga mencari info dari masyarakat yang tahu banyak tentang kawasan menarik hati wisatawan tersebut.

# Sekilas Keberadaan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Sulteng
TNLL yang
terletak di tengah-tengah Pulau Sulawesi, merupakan salah satu lokasi perlindungan hayati yang sangat penting, dengan areal seluas 217.991,18 ha ini resmi menjadi taman Nasional pada tanggal 5 Oktober 1993. UNESCO memberikan bantuan teknis Internasional dan meresmikan taman ini sebagai kawasan “Man and Biosphere Reserve”.

# Potensi Sumber Daya Alam TNLL
Kota Palu
adalah Ibu Kota dari Sulawesi Tengah. Kota ini memiliki segudang potensi wisata yang sampai sekarang banyak digali atau dikembangkan. Di samping itu, berdasarkan UU Kehutanan No. 5/1990, tempat pariwisata ini juga merupakan bagian integral dari pembangunan TNLL memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi. Keaslian, keunikan dan keindahan alamnya yang asri, disertai kultur budaya masyarakat Dataran Lindu yang pluralistis (banyak) adalah potensi wisata yang memikat para wisatawan. TNLL memiliki berbagai tipe ekosistem yaitu Hutan Pamah Tropika, Hutan Pegunungan Bawah, Hutan Pegunungan serta hutan dengan komposisi jenis yang berbeda. Misalnya, tumbuhan lumut, perdu, rotan dan tumbuhan obat-obatan.

# Flora dan Fauna Endemik yang Unik dan Beragam
Taman nasional ini mempunyai keunikan tersendiri, di mana terdapat beragam jenis flora dan fauna di kawasannya, yang tidak akan kita temukan di taman nasional lainnya, baik itu di Indonesia maupun di luar negeri. Sejumlah satwa seperti kangguru pun pernah ada di kawasan ini, hanya saja sekarang telah punah. Eksistensi TNLL sebagai tempat melestarikan beragam fauna dan flora di bumi ini dikatakan
lebih berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya apresiasi Masyarakat Internasional yang menjadikan TNLL sebagai “Center for Plant Diversity and as An Endemic Bird Area”. Berdasarkan hasil penelitian Balai TNLL, di kawasan ini memiliki 224 spesies burung, di antaranya 97 jenis burung endemic (jenis satu-satunya di Sulawesi, dan tidak dimiliki oleh daerah lain), 117 jenis mamalia, 68 jenis ular, 29 jenis reptile dan 19 jenis ikan (amfibi) endemic. Terdapat pula lebih dari 50% jenis satwa di kawasan ini, yang merupakan endemik Sulawesi. Misalnya, maleo, anoa, kera makak tongkeana, babi rusa tarsius, dan rangkong.
Sedangkan vegetasi flora seperti nunu, saguer, leda, dammar rotan, wanga, anggrek pakis, dan tumbuhan obat-obatan. Burung maleo dan anoa merupakan dua (2) jenis satwa yang hanya ada di wilayah Sulawesi Bagian timur dan Tengah. Namun, populasinya nyaris menuju kepunahan total, akibat kerap diburu oleh manusia. Inilah yang membuat TNLL sebagai kawasan konservasi alam yang besar dan sudah sejak dulu diminati Masyarakat Internasional.

# Kegiatan dan objek Wisata yang Ditawarkan
Kegiatan y
ang ditawarkan di TNLL adalah penelitian seperti meneliti spesies burung dan patung megalith, pendidikan seperti kegiatan pecinta alam dan konservasi, pendakian gunung, traveling, dan camping dapat dilakukan di Puncak Gunung Nokilalaki atau Gunung Rorekatimbo (terdapat pula lokasi tetap perkemahan yang dikenal dengan nama `dongi-dongi), serta kegiatan pemotretan dan pembuatan film tentang objek benda-benda megalith dan objek wisata yang menarik.
Kegiatan-kegiatan tersebut didukung juga dengan objek-objek menarik seperti air terjun, misalnya Tempat Pemandian Wera, kolam sumber air panas bumi, Danau Lindu, Poso, Lewutoserta Danau Tambing dan Sungai Lariang Palu yang sering dimanfaatkan untuk kawasan bersampan, rafting (arung jeram) yang menantang para peminatnya. Selain itu, kita dapat melakukan lintas hutan hujan dataran rendah dan Pegunungan Alpin.
Didukung penuh dengan tradisi atau budaya Suku Kaili, Kulawi dan Bada yang menarik minat para wisatawan, seperti pakaian tradisional (terbuat dari kayu nunu), kerajinan tangan, tarian dan cara bercocok tanam secara tradisional, serta kearifan (keramah-tamahan) masyarakat di sekitarnya.

# Beberapa Sarana dan Informasi
Di TNLL telah disiapkan pusat informasi sebagai tempat untuk memperoleh kemudahan dan gambaran yang tepat mengenai taman nasional beserta petunjuk-petunjuk yang diperlukan. Sarana dan informasi tersebut langsung ditangani dari kantor Balai KSDA VI di Jl. Prof. Moh. Yamin No. 19, Palu atau sub-seksi KSDA di lapangan (guest house di TNLL) dan pemandu wisata. Pengunjung dapat menggunakan akomadasi penginapan yang disediakan penduduk setempat dengan membayar sejumlah uang. Nah, bila berawal dari Kota Palu, ada berbagai jenis tempat penginapan mulai dari berbintang emapat (Palu Golden Hotel), hingga berkelas Melati seperti Wisata Hotel, dan lai-lainnya.
Dari seluruh gambaran di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa Kota Palu sebenarnya mempunyai potensi pariwisata yang luar biasa. Salah satunya keberadaan TNLL di antara kabupaten Donggala dan Poso. Apalagi dengan ditunjuknya TNLL sebagai Cagar Biosfer Dunia, seharusnya bisa dijadikan peluang untuk mempromosikan pariwisata di Sulawesi Tengah. Kawasannya unik, baik itu tempat wisatanya maupun tempat-tempat penting yang tidak kalah indahnya dengan tempat-tempat wisata di kota-kota lain di Indonesia. Tentu saja dapat dijadikan salah satu alternatif, sebagai daftar tempat wisata yang akan kunjungi. Nah, bila kamu-kamu adalah orang yang hobi ngadain study tour dan mampu secara jasmani serta materi, gak ada salahnya bila mengunjungi TNLL. Nikmatilah liburan panjang dengan mentadabur (memahami) alam, belajar dan refreshing (Yuli)

Send Your Message To My EmaiL....

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):