Sep 11, 2008

MARAh lagi, maRah la9i….*_*

“Pernah nggak, sebal sama orang tapi nggak bisa marah ke dia? Apa memang kamu tipe orang yang hobinya marah? Wah, marah itu perlu dikeluarkan juga sekali-kali. Supaya kamu lebih lega dan nggak stress lagi…. Tapi mengapa tak mencoba cara menghindarinya atau ninggalin energi negatif ini?”

MARAH itu adalah energi negatif. Dan yang namanya energi negatif nggak baik disimpan terus. Harus dikeluarkan supaya jadi segar lagi. Tapi kalau kamu kesal dengan seseorang, siapa bilang nggak boleh marah? Boleh lagi…. Sekali dua kali mungkin kamu akan menahan emosi, tapi kalau sudah keseringgan, kan’ nggak baik juga.
Semua orang berhak marah, semua orang boleh ngeluarin emosinya. Tapi memang sih’ ada sebagian orang yang nggak bisa ngeluarin energi negatifnya. Dipendam terus sampai bikin stress. Wah, malah bahaya, tuh!
Sahabat Supel, sifat gampang marah ternyata bisa diubah. Kalau kamu-kamu suka marah-marah atau malah punya hobi marah mulu’. Semoga saja cara dibawah ini dapat membantu kamu-kamu untuk meredamkan marah.
Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati, sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.
Tanyakan pada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar kita. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”
Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.
Periksa lagi bagaimana cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai sepuluh sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.
Cari alternatif, apakah kita hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Kita biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.
Saat marah mulai datang berwudlulah, sehingga muka kelihatan segar kembali. (Tentunya bagi umat muslim yacH!)
Salah satu hal yang sering membuat energi kita terkuras adalah timbulnya rasa ketersinggungan diri. Munculnya perasaan ini, sering disebabkan oleh ketidaktahanan kita terhadap sikap orang lain. Ketika tersinggung, minimal kita akan sibuk membela diri dan selanjutnya akan memikirkan kejelekan orang lain. Hal yang paling membahayakan dari ketersinggungan adalah habisnya amal kita. Efek yang biasa ditimbulkan oleh rasa tersinggung adalah kemarahan. Jika kita marah, kata-kata jadi tidak terkendali, stress meningkat, dan lainnya. Karena itu, kegigihan kita untuk tidak tersinggung menjadi suatu keharusan. Ketersinggungan seseorang biasanya timbul karena menilai dirinya lebih dari kenyataan, merasa pintar, berjasa, saleh, tampan, dan merasa sukses.
Setiap kali kita menilai diri lebih dari kenyataan, maka bila ada yang menilai kita kurang sedikit saja akan langsung tersinggung. Peluang tersinggung akan terbuka jika kita salah dalam menilai diri sendiri. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita perbaiki, yaitu proporsional menilai diri. Teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung, adalah tidak menilai lebih kepada diri kita. Misalnya, jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya telah berjasa, saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat. Karena semakin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita, akan membuat kita makin tersinggung. Oke dech friend….
Sekarang meT nyoba, yacH…! Kalo ada yang kurang enak di hati kamu, yacH nggak usah diikuti. Khan ini just sekedar saran dari tim suPeL buat kamu-kamu….c u bye…(Yuliana Sari/TIM SuPel)


Sumber Foto : www.google.com



hE and sHe said that bla…bla…

AboUt NoveL Ayat-Ayat Cinta

Nama : Rahmat
SkuL : SMA 4 Palu
ComMenT: “Aku suka banget novel ini. Bukan Cuma menjiwai isi cerita, aku juga merasa disirami ajaran-ajaran agama untuk berbuat benar, sabar, optimis, menemui cinta yang hakiki, bukan karena nafsu belaka. Apalagi isi surat cinta Noura kepada Fahri, maknanya romantis abiz dan menggambarkan cinta itu suci dan indah sekali”

Nama : Yuliana Sari
kuL : PhisyC eduCation oF UntaD
Comment: “Boleh dibilang, aku pengagum kisah cinta Islami. Artinya, alur ceritanya nggak menodai makna dan kesucian cinta itu sendiri. Novel ini juga yang membuatku jadi melek ngebacanya. Aku juga suka novel ini, karena ber-genre alami, berbau cinta, agama dan pengalaman bermanfaat yang menarik. Padahal, aku tuh dah ngeh melihat buku bacaan yang tebal-tebal, apalagi berniat membacanya. Mungkin Cuma novel Ayat-ayat Cinta ini, yang menggugah mata, telinga, hati dan pikiranku untuk melahap setiap halaman demi halaman sampai tuntas. Apalagi aku dah download PDF-nya dari internet, lho!

Nama : Dinda
KuL : FisiP of untaD
CommenT: “Awalnya aku paling malas kalau disuruh baca novel dengan topik cinta. Sebab, sudah banyak novel-novel cinta yang terbit, dengan cerita yang nggak jauh beda. Cuma Ayat-ayat Cinta nih yang beda!!! Aku terbawa alur dan suasananya. Tersentuh, n’ sampe-sampe nangis menjiwai ceritanya. Apalagi, setiap alurnya punya ide cerita (pesan moral) yang menasehati kita dengan bijak, untuk selalu menghargai dan menghormati orang lain. Meski menganut agama berbeda dengan kita sekalipun”

Nama : Nhi@
SkuL : SMP 2 Palu
CoMment: “Rugi loh kalo kita nggak cepat-cepat baca novel besutan Habiburrahman El Shirazy ini. Pokoknya kalau ada orang yang belum juga membacanya, ‘Kacian decH loe!’. AbiZz kueeerenn, hebaaaatt n’ baguuuuZzz bgT. TOp decH!”

Sumber: Interview dengan pelajar Kota Palu

Lanjut Or PuTUSSS

>> LOvE problems n' iTs sOlvin9 (peMecaHanNya)

Jatuh cinta, berjuta rasanya. Betul, kan?
Hmm, tapi apa jadinya kalau cinta kita jatuh pada orang yang kurang tepat?
Diputusin, tapi terlanjur saying. Diterusin, berarti makan ati. Waduh...!

Tim SuPel punya The first Ilustrate Story alias cErita ilusTrasi awal 4 kamu2 peCiNta suPeL, di mana pun beraDa. BiAsa... ceriTa ini, kami koleksi dari ceriTa2 remaja, yang pernah mengalaminya. Dimana cerita ini mungkin saja, cerita yang banyak banget dialami oleh remaja SulTeng pada umumnya. (Nama2 dalam cerita hanya ilustrasi loh!). INi nicH cerita simpelnya......<<<>
Rhein lagi pusing. Tiga hari yang lalu, Rhein dan Karen berantem hebat gara-gara ia cemburu sama mantan Karen yang kirim SMS mesra. Awalnya sih mereka Cuma berantem mulut, tapi tiba-tiba suara Rhein meninggi dan tangannya melayang hampir mengenai pipi kiri Karen.
Karen langsung diam. Terpaku, nggak bisa ngomong apa-apa. Dan nggak lama kemudian, matanya berkaca-kaca. Rhein yang melihat Karen nangis, spontan minta maaf. Dan bilang ia bener2 nggak bermaksud mau menampar Karen. Ngeliat penyesalan Rhein yang sedemikian rupa, Karen akhirnya luluh dan memaafkan cowok tersayangnya itu.
Di rumah, Karen masih nggak abis pikir sama kelakuan Rhein. Ada satu hal yang mengganjal di benak Karen. Kalau suatu saat mereka berantem lagi, kan bukannya nggak mungkin Rhein akan kayak gitu lagi atau mungkin lebih parah.
Lain lagi kejadian yang menimpa Nana. Cewek cantik yang termasuk salah seorang cewek popular di sekolah ini cinta berat sama Dio. Ganteng, tajir, gaul, anak band, and nggak sombong. Tapi ternyata....., di balik semua itu, ada satu hal yang Dio berusaha sembunyiin dari Nana selama ini.
Nggak sengaja, waktu Nana lagi mau ngambil dompetnya yang dititipkan di tas Dio, Nana nemuin jarum suntik seperti yang suka dipakai untuk ngobat. Haaa? Ternyata Dio seorang drugs user! Harus apa dong...?
Ada satu masalah lagi, yang dialami cewek manis, lembut, bae, sederhana n' termasuk cewek cerdas di sekolahnya ini, bernama Tiwi. Pada awalnya hubungan Tiwi dengan Randi, cowok yang manis, ramah dan pernah menjabat sebagai KetOs (Ketua OSIS) di skulnya ini, terbilang Top n' Clop bgt! But, yang gak bisa diterawang Tiwi, Randi ternyata selama ini men-2kannya dengan cewek lain, bahkan sampai 2 kali cowok playboy itu melakukannya. Randi yang kedapetan/kena labrak Tiwi atas kelakuannya itu, spontan aja minta maaf dan merasa menyesal. Randi bersusah payah menjelaskan ke Tiwi, bahwa cewek yang sangat dia cintai adalah Tiwi.

Yah..., bisa ketebak. Githu dech yang namanya cewek. Of course, Tiwi langsung luluh dan masih terlena sama buaian Si Randi. Eh...., dkasih hati malah minta jantung. Playboy cap udang ini, ninggalin Tiwi dan gak balik2. Padahal Randi hanya minta izin ke Tiwi untuk menemui ortunya di luar kota untuk beberapa hari saja. EitSss, taunya menghilang hamper setahun loh!
Kasihan kan Tiwi, habis manis sepah dibuang !!! And udah jaTuh kEtiban tangga lagi.....
(yHuLi_suPeL)

HIV dan AIDS:



KompendiumPerjanjian, Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif
[about idp] [contact] [Seminars and Meetings] [UNESCO Toolkit] [EENET asia Newsletter] [links] [search] [home]


HIV dan AIDS:
Strategi HIV/AIDS Nasional 2003-2007 - Sebuah kutipan
Departmen Pendidikan Nasional: Strategi Pencegahan HIV/AIDS Melalui Pendidikan - Sebuah kutipan

Apa itu HIV dan AIDS
HIV singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini adalah virus yang diketahui menjadi penyebab AIDS [Acquired Immune Deficiency Syndrome]. Jika seseorang positif HIV, ini berarti mereka terinfeksi virus tersebut. Seseorang yang terinfeksi dengan HIV tidak mempunyai AIDS selama virus tersebut secara serius merusak sistem kekebalan, membuat mereka lemah/mudah terserang infeksi, beberapa di antaranya menyebabkan kematian. HIV ditularkan melalui cairan tubuh kebanyakan dalam darah, sperma, cairan vagina dan ASI.

Hanya ada 4 cara anda dapat menjadi HIV positif
Berhubungan seksual tanpa menggunakan pelindung dengan orang yang terinfeksi [kasus kebanyakan];
Berbagi jarum suntik atau alat suntik yang terkontaminasi atau alat tindik;
Darah dan produk darah melalui, contohnya, transfusi, pencangkokan organ atau jaringan yang terinfeksi;
Penularan melalui ibu yang terinfeksi kepada anak dalam kandungan atau pada saat kelahiran dan pemberian ASI.

Anda tidak dapat HIV dengan
Berjabat tangan
Berbagi alat potong
Berpeluka
Minum dari mata air
Menggunakan gelas yang sama
Berteman dengan penderita
Bermain bersama
Belajar bersama atau bersekolah di tempat yang sama


Strategi HIV/AIDS Nasional 2003-2007Sebuah kutipan
Departemen Pendidikan Nasional: Strategi Pencegahan HIV/AIDS Melalui PendidikanSebuah kutipan
Pencegahan HIV/AIDS
HIV/AIDS adalah masalah kesehatan dan masalah sosial. Karena penyebaran HIV/AIDS sangat kuat dipengaruhi oleh tingkah laku manusia, dan segala usaha untuk pencegahannya haruslah mempertimbangkan faktor ini.
Usaha pencegahan di antara populasi umum terdiri dari perbaikan ketrampilan dan pengetahuan, dalam cara yang dapat diterima oleh nilai-nilai agama dan norma-norma budaya, tentang bagaimana virus ini berpindah, konsekuensi dan pencegahannya, penggunaan metode IEC yang telah ada.
Penyebarluasan pengetahuan melalui jalur pendidikan formal dan informal begitu juga melalui jalur agama dicapai dengan cara sistematis memasukan material tentang HIV/AIDS ke dalam kurikulum reguler mereka.
Penerapan yang sesuai dalam program IEC juga membutuhkan kapasitas yang membangun pada pekerja kesehatan di garis depan, pekerja sosial, pekerja lapangan, guru, pelatih trampil dan lain-lain.
Usaha pencegahan ditujukan pada populasi yang beresiko tinggi seperti para pekerja seks dan klien mereka, PLHA dan partnernya, IDUs, dan mereka yang secara umum pekerjaannya beresiko terinfeksi HIV/AIDS seharusnya didasari ukuran pencegahan efektif seperti penggunaan kondom, pengurangan resiko, ketaatan beribadat sebagai tindakan pencegahan universal dan sebagainya.
Bekerja pada konsep dasar ini, kelompok target berikut perlu untuk digambarkan
Kata Pengantar
Seperti kita ketahui bahwa masalah HIV/AIDS bukan semata-mata masalah kesehatan tetapi mempunyai implikasi politik, sosial, agama dan hukum. Bahkan bila tidak dilakukan penanganan yang sungguh-sungguh maka dampaknya secara nyata, cepat atau lambat dapat menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia dan pada akhirnya hal ini akan mengancam upaya bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Penanggulangan HIV/AIDS yang cukup efektif dilakukan melalui pendidikan baik kepada peserta didik, guru maupun tenaga kependidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk mengintegrasikan materi HIV/AIDS pada setiap kegiatan pelatihan atau kegiatan belajar mengajar yang relevan, bahkan dapat pula dilakukan secara khusus melalui media Komunikasi, Informasi dan Edukasi [KIE] yang relevan.
Strategi Pencegahan HIV/AIDS ini disusun dengan mengacu kepada Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS 2003-2007 dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pedoman Pencegahan HIV/AIDS melalui pendidikan. Strategi Nasional ini dimaksudkan sebagai acuan dan pedoman bagi para pengelola pendidikan baik di Pusat maupun daerah, serta lembaga swadaya masyarakat [LSM] dalam melakukan upaya pendidikan pencegahan HIV/AIDS. Setiap unit kerja/lembaga penanggung jawab program dapat mengembangkan lebih lanjut strategi yang tetap serta program yang sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
Jakarta, 21 September 2004Menteri Pendidikan Nasional
A. Malik Fajar
Sumber : http://www.idp-europe.org/indonesia/compendium/id/HIV-AIDS.php

Bohong, tuCh!



Cowok suka bohong? Hmm, rasanya ingin mencap kaum Adam ini dengan sebutan semacam itu. Apalagi mengingat pengalaman, ya. Tapi, sebagai cewek pintar, kita harus berpikiran terbuka dan menerima bahwa tiap orang adalah individu yang berbeda. Jadi, belum tentu semua cowok adalah tukang tipu. Lagipula kebiasaan bohong memang bisa dilakukan siapa saja, baik cowok ataupun cewek. Cuma Tim Supel penasaran, hal apa sih yang sering jadi alasan kebohongan kaum Adam? Apakah hal sepele atau justru sesuatu yang tidak kita sangka sama sekali?

Di bawah ini, komen2 para kaum Adam mengenai statement bahwa, “Cowok itu suka bohong apa nggak sich?”. Kita simak sama2 yuukk....!

Nama : Aziz
SchooL : SMPN 19 Palu
Komen : Saya nggak punya pacar sih. Jadi nggak pernah bohongin cewek (spesialku), hehehe.... Kalau yang saya denger, temen-temen cowokku sering bohong sama pacarnya kalau kumpul bareng gank-nya. Biasanya saya disuruh ikutan bohong dan bilang ke cewek mereka kalau mereka lagi belajar kelompok juga. Padahal sih maunya nongkrong, tuh! Tapi, karena keseringan bohong, jadinya pernah ketahuan dan bikin mereka berantem.

Nama : Fahruddin
KuL : FKIP UNTAD
KomeN: Jika saya ada statement bahwa, cowok itu ‘lebih’ tukang bohong dari pada cewek, saya memang percaya dan itu benar. Tapi... dalam kenyataan keseharian sejak dahulu telah berubah sejak beberapa dekade tahun ini. Karena berbalik dari masa lalu, menurut hasil penelitian (survey) seorang wanita yang memiliki gelar Dr. (doktor, red), baru-baru ini ditemukan atau diketahui bahwa ada persentase senilai 90% dari seluruh wanita di dunia yang suka berbohong. Tahu nggak alasan apa yang menyebabkan cowok suka bohong sama cewek? Menurut saya, karena keberadaan dan tingkah laku cewek itu sendiri, yang lebih dahulu/suka membohongi cowoknya. Buktinya jelas, kalau ternyata banyak cewek yang suka melakukan perselingkuhan dengan cowok lain (bukan kekasih/suaminya). So, nggak selamanya khan, cowok yang selalu berbohong. Apalagi selalu dicap penipu, jelas nggak adil khan?

Nama : Moh. Andri
KuL : MIPA UNTAD
Komen : Dalam setiap hal percintaan remaja, pria dan wanita memang berhak menilai pasangannya. Mungkin selama ini, kita temukan seorang wanita yang terus-terusan dikhianati atau dibohongi oleh cowoknya sendiri. Maka dari itu, mengapa kebanyakan cowk dianggap sering berbohong dari pada cewek. Saya sih, nggak elakkan opini cewek itu, bahkan mengakuinya. Tapi, ingat tergantung dari cewek itu sendiri, apakah selama ini dia mendapatkan cowok yang setia sama dia atau nggak. Jadi intinya nggak selamanya n nggak semua cowok itu pembohong, hanya sebagian besar aja! Semua itu kembali ke diri kita masing2 untuk menilai dari kejujuran seseorang.

Nama : Nurwahidin
KuL : FKIP UNTAD
Komen : Menurutku, setiap cowok nggak semuanya suka bo’ong, faktor pertama tergantung kepribadiannya. Ada loch orang yang dasarnya suka bohong dan ada juga cowok yang nggak suka bohong. Akan tetapi, mengenai kebiasaan cowok yang suka bohong ituw memang benar. Hanya saja, kita harus menilai penyebab dari munculnya kebohongan cowok tersebut. Artinya, lihat masalah apa dulu? (ini faktor pemicu kedua). Kalau masalah cewek biasa sih, karena banyak loch cewek-cewek yang suka janji tapi diingkari, meskipun banyak juga cewek yang setia, jujur n baik hati. Namun, dalam kenyataannya, banyak cowok yang sudah terlalu banyak sakitin perasaan cewek, jadi para kaum cowok sudah kena cap ‘suka bohong’ dech. Jadi, nggak menutup kemungkinan, kalau ada cowok atau cewek yang suka berbohong.

Jaga Gengsi dan Cari Aman
Wah, ketahuan dech! Ternyata cowok sering berbohong kalau mau pergi sama temannya, karena takut dilarang ceweknya (soulmate-nya). Namun, banyak kaum Adam yang nggak memberikan statement bahwa nggak Cuma cowok yang suka bohong, banyak banget cewek yang menipu di luar sana (kenyatannya).
Kalau menurut buku Why Men Lie and Women Cry karya Allan dan Barbara Pease, cowok remaja biasanya nggak suka dilarang karena jiwa mereka masih bebas. Tapi, karena nggak mau ribut sama pacar atau temennya, mereka akhirnya berbohong dech supaya ceweknya tenang dan nggak berantem. Nah pasangan Pease ini juga memberikan alasan cowok berbohong, yaitu demi menjaga gengsi atau nama baik. Misalnya, dia sudah terlanjur atau dicap sebagai cowok yang liar dan brandalan. Namun, karena pacarnya terkenal sebagai cewek baik-baik, akhirnya dia berusaha berperan sebagai cowok manis supaya terlihat baik di depan pacarnya.
Hmm, kalau diambil kesimpulannya sih, itu artinya cowok Cuma ingin membuat kita bahagia. Caranya saja yang kadang di luar aturan dan tidak kita mengerti. Mungkin mulai sekarang kita bisa bersikap lebih santai dan percaya kalau dia pergi bareng gank-nya. Nggak usah deh berperilaku over-protective. Karena ketika seorang cewek menjadi seorang temen cowok, cewek itu bukan mama mereka. Toh, seharusnya dia sudah bisa membedakan yang baik dan buruk untuk dirinya sendiri. Kalaupun ternyata belum bisa, dan akhirnya menderita akibat kesalahan tersebut, anggap saja ini adalah proses yang harus dia lewati. Dan semoga hal itu membuat dia cowok jadi lebih dewasa dan lebih baik. Iya, nggak?(Yuliana Sari/SUPEL)

MEMAHAMI REMAJA DARI BERBAGAI PERSPEKTIF KAJIAN SOSIOLOGIS




Penulis : Bagong Suyatno Dosen FISIP Univesitas Airlangga


Ketika jaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah para remaja. Kenapa? Tak lain karena mereka memiliki karakteristik tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa, dan sebagainya.
Di berbagai kota besar, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ulah remaja belakangan ini makin mengerikan dan mencemaskan masyarakat. Mereka tidak lagi sekadar terlibat dalam aktivitas nakal seperti membolos sekolah, merokok, minum-minuman keras, atau menggoda lawan jenisnya, tetapi tak jarang mereka terlibat dalam aksi tawuran layaknya preman atau terlibat dalam penggunaan napza, terjerumus dalam kehidupan seksual pranikah, dan berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya. Di Surabaya, misalnya sebagian besar SMU dilaporkan pernah mengeluarkan siswanya lantaran tertangkap basah menyimpan dan menikmati benda haram tersebut. Sementara itu, di sejumlah kos-kosan, tak jarang ditemukan kasus beberapa ABG menggelar pesta putauw atau narkotika hingga ada salah satu korban tewas akibat over dosis.
Secara sosiologis, remaja umumnya memang amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri, mereka mudah sekali terombang-ambing, dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Karena kondisi kejiwaan yang labil, remaja mudah terpengaruh dan labil. Mereka cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau pusing-pusing memikirkan dampak negatifnya. Di berbagai komunitas dan kota besar yang metropolitan, jangan heran jika hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan zat adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja. Siapakah yang harus dipersalahkan tatkala kita menjumpai remaja yang terperosok pada perilaku yang menyimpang dan melanggar hukum atau paling tidak melanggar tata tertib yang berlaku di masyarakat? Dalam hal ini, ada sejumlah pandangan dan teori yang dapat digunakan untuk memahami kehidupan remaja.
Teori Kenakalan Remaja oleh Albert K. Cohen
Fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku delinkuen banyak terjadi di kalangan laki-laki kelas bawah yang kemudian membentuk 'gang'. Perilaku delinkuen merupakan cermin ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang cenderung mendominasi. Karena kondisi sosial ekonomi yang ada dipandang sebagai kendala dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan sesuai dengan keinginan mereka sehingga menyebabkan kelompok usia muda kelas bawah ini mengalami 'status frustration'. Menurut Cohen para remaja umumnya mencari status. Tetapi tidak semua remaja dapat melakukannya karena adanya perbedaan dalam struktur sosial.
Remaja dari kelas bawah cenderung tidak memiliki materi dan keuntungan simbolis. Selama mereka berlomba dengan remaja kelas menengah kemudian banyak yang mengalami kekecewaan. Akibat dari situasi ini anak-anak tersebut banyak yang membentuk 'gang' dan melakukan perilaku menyimpang yang bersifat 'non multilitarian, nonmalicious and nonnegativistick'. Cohen melihat bahwa perilaku delinkuen merupakan bentukan dari subkulktur terpisah dari sistem tata nilai yang berlaku pada masyarakat luas. Subkultur merupakan sesuatu yang diambil dari norma budaya yang lebih besar tetapi kemudian dibelokkan secara berbalik dan berlawanan arah. Perilaku delinkuen selanjutnya dianggap benar oleh sistem tata nilai sub budaya mereka, sementara perilaku tersebut dianggap keliru oleh norma budaya yang lebih besar dan berlaku di masyarakat.

Teori Netralisasi yang dikembangkan oleh Matza dan Sykes
Menurut teori ini orang yang melakukan perilaku menyimpang disebabkan adanya kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan perilaku dilakukan dengan cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan (netralisasi). Berbagai bentuk netralisasi yang muncul pada orang yang melakukan perilaku menyimpang. Pertama, the denial of responsibility, mereka menganggap dirinya sebagai korban dan tekanan-tekanan sosial, misalnya kurangnya kasih sayang, pergaulan dan lingkungan yang kurang baik dan sebagainya. Kedua, the denial of injury, mereka berpandangan bahwa perbuatan yang dilakukan tidak mengakibatkan kerugian besar di masyarakat. Ketiga, the denial of victims, mereka biasanya menyebut dirinya sebagai pahlawan atau the evenger, dan menganggap dirinya sebagai orang yang baik dan berada. Keempat condemnation of the condemnesr, mereka beranggapan bahwa orang yang mengutuk perbuatan mereka adalah orang yang munafik, hipokrit atau pelaku kejahatan terselubung. Kelima, appeal to higher loyalitiy, mereka beranggapan bahwa dirinya terperangkap antara kemauan masyarakat luas dan hukum dengan kepentingan kelompok kecil atau minoritas darimana mereka berasal atau tergabung misalnya kelompok gang atau saudara kandung.

Foto : Pelajar kota Palu, diambil oleh Yuliana Sari

Let’s take Green Action On Our School Or Campus!




(Saat Momen dirgahayu Indonesia)

Kita pasti sudah sering mendengar dan tahu bahwa saat ini kondisi udara di bumi yang semakin mengkhawatirkan ini. Keadaan ini tentunya berdampak pada semua penduduk dan makhluk hidup yang ada di bumi. Kita sebagai penghuni tetap di bumi ini, sudah selayaknya untuk terus berusaha mencegah dampak negatif tersebut dan memperbaiki ke arah kondisi yang lebih baik. Apalagi bangsa kita udah mengalami kemerdekaan selama 63 tahun lamanya. Bangsa yang besar, bukan hanya bangsa yang mencintai sejarah bangsanya, tetapi juga mencintai bangsanya dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya. Ditambah lagi, kalau sekolah kamu-kamu mengadakan lomba kebersihan antarkelas, pasti Green Action (Aksi menghijaukan/melestarikan) ini terasa penting banget untuk diindahkan. Mau tahu apa aja yach yang kudu’ kita lakuin? Simak aja yuuukkk…..
>> Jaga Kebersihan Sekolah/Kampus
Saat duduk santai di kantin, apa kita tidak merasa risih melihat sampah yang berserakan? Walaupun kita berkelit bahwa itu tugas penjaga kebersihan, tapi masa sih buang sampah, tisu, puntung rokok pada tempatnya aja jadi segitu beratnya? Yuk, kita mulai dari diri sendiri dengan selalu membuang sampah pada tempatnya.
>> Private Smoking Area
Mungkin sekolah atau kampus kita tidak memilih fasilitas smoking area. Tapi, bukan berarti bisa merokok sembarangan. Coba bisaakan merokok atau bilang ke teman kita yang perokok untuk merokok di tempat-tempat khusus. Tapi, sebaiknya kita nggak merokok, demi menjaga kesehatan kita.
>> Maksimalkan Fasilitas Kebersihan
Saat ini sudah banyak tempat-tempat sampah yang dibedakan tempat pembuangannya berdasarkan jenis sampah. Ada sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Maksimalkanlah fasilitas itu dengan menaatinya. Selain membantu lingkungan, kita juga membantu petugas kebersihan dan mempercepat proses pemilihan sampah yang terkumpul.
>> Put A Sign On ‘It’
Ajaklah beberapa teman kita untuk membuat papan himbauan dengan desain yang menarik. Misalnya, jangan buang sampah sembarangan, matikan lampu jika tidak terpakai, pakai air seperlunya. Tempel imbauan-imbauan itu di tempat-tempat yang strategis.
>> Bike To School/Campus
Untuk yang tinggal dekat dengan kampus atau kost, kamu bisa berkontribusi dengan menyukseskan program “bike to school/campus” atau program “Relax Jogging”. Istirahatkan mobil dan motor kamu dan mulailah bersepeda menuju sekolah atau kampus kamu. Selain membuat lebih sehat, kita tentu saja bisa mengurangi polusi dan yang lebih penting tentunya, bisa menghemat uang saku kita (Yuli_SupeL).

Pendidikan Kesehatan dan Reproduksi

1. Resiko Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Pergaulan RemajaPerkembangan tehnologi telah banyak memberikan kemudahan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Tehnologi elektronik misalnya; telah mempermudah akses pada informasi tak terbatas. Akan tetapi di sisi lain memunculkan persoalan yang sangat komplek di segala lini kehidupan, terutama bagi remaja. Persoalan yang muncul bisa bersifat medis, psikologis, maupun sosial-ekonomi. Hal ini disebabkan karena banjir informasi yang mereka terima tanpa saringan tersebut tidak diikuti dengan kesiapan intelektual, mental dan spiritual yang memadai.
Salah satu akibat dari banjir informasi yang tidak dihadapi dengan segala kesiapan ini adalah pola pergaulan remaja yang cenderung semakin bebas seiring dengan sikap para orang tua dan masyarakat yang semakin permisif (longgar). Tak pelak lagi kebebasan pergaulan ini sering berujung pada kejahatan seksual. Gejala yang bisa dilihat adalah banyaknya kasus kehamilan yang tidak dikehendaki, maraknya tempat praktek pengguguran kehamilan (unsafe abortion) secara ilegal serta munculnya trauma akibat berbagai bentuk kekerasan seksual dan persoalan sosial-ekonomi yang muncul akibat berhenti sekolah.
Menurut Anis Farikhatin, jika dicermati lebih lanjut, kenyataan tersebut merupakan fenomena gunung es dimana yang terlihat hanyalah yang dipermukaan, sedangkan keadaan riil dibawahnya berlipat-lipat jumlahnya namun masyarakat tidak peduli dan abai dengan sikap dingin. Gejala tersebut akan terus menguat seiring dengan berkembangnya konsumerisme-hedonistik. Para remaja mulai terbawa pada suatu pandangan bahwa remaja harus memiliki pacar; dan berkencan dalam proses. Yang lebih mengejutkan lagi mereka sudah mulai setuju terhadap hubungan seks pra-nikah. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Pusat Studi Seksualitas (PSS) PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap siswa yang duduk di bangku sekolah pada tahun 2004 yang menghasilkan informasi sebagai berikut:
1)Jumlah remaja sekolah (SLTP & SLTA) di DIY sebanyak 64.928 siswa. 2)Mereka yang setuju terhadap hubungan seks karena alasan akan menikah mencapai 72,5 % siswa laki laki dan 27,5 % siswa perempuan.
Selain itu Synovate Research yang meneliti perilaku seksual remaja di 4 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan, sejak September 2004 (survey ini mengambil 450 responden dengan kisaran usia antara 15-24 tahun, kategori masyarakat umum dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah menghasilkan informasi sebagai berikut: 1) Pengalaman seksual remaja : 44% responden mengaku mereka sudah pernah punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun. 16% lainnya mengaku pengalaman seks itu sudah mereka dapat antara usia 13-15 tahun. 2) Mereka yang setuju terhadap hubungan seks karena alasan suka sama suka sebanyak 71.5% siswa laki laki dan 28,5 % siswa perempuan. Ketika para siswa tersebut ditanya mengenai proses terjadinya kehamilan, ada 86 % siswa baik laki laki maupun perempuan yang tidak mengerti tentang kapan terjadinya masa subur (PSS PKBI 2004).
Jika kemudian ditanya lebih lanjut, siapa yang paling tidak berdaya menghadapi resiko dari pergaulan yang cenderung bebas tersebut? Jawabnya tentu saja perempuan. Bagaimana tidak, karena perempuanlah yang akan menanggung akibat paling berat, mulai dari pemaksaan, aborsi kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) sampai HIV/AID. Keadaan ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan serta kekurang fahaman mereka tentang kesehatan reproduksi (kespro), khususnya masalah seksualitas. Hal tersebut diperparah lagi dengan berbagai kebijakan yang tidak memihak pada perempuan, seperti dikeluarkan dari sekolah bagi siswi yang kedapatan hamil. Keadaan seperti itu membuat kondisi kejiwaan mereka mudah rapuh sehingga mudah kehilangan jati diri, harga diri dan masa depan.
Sementara itu masyarakat dan para orang tua bersikap kurang peduli dan masih menganggap masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas sebagai masalah yang tabu untuk dibicarakan. Tidak terkecuali para tokoh agama. Dalam masyarakat Islam menyelesaikan persoalan remaja lebih sering menggunakan pendekatan fiqih (hukum) yang menghakimi dari pada memberikan bimbingan, arahan yang bersifat dialogis solutif. Pemerintah juga terlihat kurang peduli karena menganggap permasalahan kesehatan reproduksi (kespro) masih dianggap belum serius dan tidak perlu menjadi prioritas karena sudah dianggap inhern dengan mata pelajaran agama, PPKn, IPS, dan biologi.2. Pendidikan kespro sebagai solusi alternative
Keadaan seperti di atas sudah mulai disadari oleh para orang tua dan juga guru, terutama guru Bimbingan dan Konseling (BK) dan guru agama. Adapun tujuan pendidikan kespro adalah: 1) Memberikan dan mengelola pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual bagi siswa. 2) Membangun sikap positif pada diri siswa untuk menghadapi persoalan seksualitas dan reproduksi 3) Membentuk perilaku siswa yang bertanggung jawab dalam konteks seksualitas dan reproduksi
Sekolah merupakan salah satu sektor pendidikan yang paling teroganisir dan mudah dikontrol. Upaya memasukkan materi kesehatan reproduksi ke dalam kelas merupakan sesuatu peluang berharga yang sangat memungkin untuk dilaksanakan meskipun dengan penerapan yang berbeda. Apalagi dengan mulai berlakunya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) memberi kesempatan yang luas bagi para guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran di kelas yang diampunnya.Mengatasi masalah remaja yang terkait dengan masalah kesehatan dan reproduksi (kespro) merupakan masalah rumit dan kompleks. Ia tidak cukup hanya dilihat dari satu sisi saja. Pendidikan kesehatan dan reproduksi bukanlah satu satunya ’jurus mabuk’ yang bisa menyembuhkan permasalahan remaja hanya dengan sekali pukul. Ia harus berjuang melalui berbagai kendala yang cukup menguras kesabaran mulai dari level birokrasi, level konsep, sampai pada level implementasinya di lapangan (proses pembelajaran di kelas). Terutama sekali pada level implementasi; karena setiap kegiatan pembelajaran akan berhadapan dengan masalah yang tidak kalah rumitnya, misalnya masalah kondisi (manajemen) tiap tiap sekolah yang berbeda; peserta didik yang berbeda latar belakangnya (ada SMK yang mayoritas putra/ putri, ada SMA yang komposisi siswa putra dan putrinya seimbang), situasi dan kondisi yang pada saat materi tersebut diajarkan, sarana apa yang diperlukan/ yang sesuai dengan tingkat keberhasilan yang ingin dicapai, bagaimana pendekatan yang paling tepat digunakan dan sebagainya.Dengan demikian. perlu adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti Dinas Kesehatan,Dinas Pendidikan, BKKBN, PKBI, pemuka agama secara moril maupun materiil kepada para para guru pengampu materi kespro agar lebih mantap melangkah dengan penuh percaya diri.
3. Perlunya Pendidikan Kespro yang berorientasi pada nilai (Affective Oriented)Pendampingan yang intensif melalui pertemuan rutin para guru pengampu untuk berbagi pengalaman sangat diperlukan untuk lebih melengkapi/ menyempurnakan materi, metode, media maupun pendekatan yang digunakan. Selain itu materi kesehatan reproduksi (kespro) perlu dikemas dengan strategi pembelajaran yang lebih berorientasi pada pendidikan affektif (nilai nilai).
Guru kespro dituntut untuk mampu menyajikan materi bukan sekedar untuk ”diketahui”; tetapi menjadi “nilai-nilai” yang diinternalisasikan dalam diri peserta didik agar mampu menjadi motivasi dalam bersikap, berbuat dan berperilaku secara kongkrit dalam kehidupan sehari hari. Tanpa hal tersebut pendidikan kespro hanya akan menyelesaikan masalah pada tingkat permukaan berupa menurunnya angka KTD (kehamilan yang tidak dikehendaki) dan aborsi (karena mereka tahu bagaimana melakukan savety sex); tapi tidak menyentuh pada akar persoalannya berupa pelecehan terhadap nulai-nilai hidup dimana aktifitas seksual tidak bisa hanya dimaknai sebagai rekreasi tetapi sesungguhnya mengandung nilai pro-kreasi di mana hidup harus dimuliakan. Untuk itu penting sekali pendidikan kespro diarahkan untuk menjadi bagian dari pendidikan untuk pemuliaan harkat dan martabat manusia melalui penguatan mental spiritual agar mampu berusaha menjadi manusia yang bertanggung jawab, terhormat dan membuktikan manusia sebagai mahluk yang mulia.
Sumber : Artikel Pendidikan Dosen Bahasa Indonesia UNTAD PAlu

Ketika Menulis Menjadi Hobiku


Ini nih hasil wawancara saya sebagai wartawan pelajar Harian umum radar Sulteng, kepada seorang alumni SMAN 5 Palu yang sekarang tercatat sebagai Mahasiswi FKIP Pend. matematika Universitas Tadulako Palu.


Hi… hi…pha kabar semuanya. Kembali lagi yach ke rubrik Supel Radar Sulteng kali ini. Ini nich ada kesan n’ pesan dari sahabat kita yang sedang berbahagia, karena memenangkan lomba artikel yang diusung Radar Sulteng tempo hari..
Selamat yach kepada Pujiati Sari, siswa SMAN 5 Palu kelas XII IPA 1, yang telah meraih 2 kejuaraan sekaligus dalam lomba penulisan artikel guru Favorit dengan tema : Bagaimana Cara Membuat Guru Kita Profesional. Dua kejuaraan yang telah diraihnya yaitu artikel terbaik I yang berjudul “Guru Umar Bakri Kini dan Akan Datang” dan artikel terbaik II yang berjudul “Engkaulah Pelita Hati”. Telah nampak sangat jelas kebahagiaan-kebahagiaan dari wajahnya sejak diterimanya kabar bahwa Ia memenangkan lomba artikel itu dan berhak menerima sebuah unit laptop tentunya
Mau tahu apa kata hati dan kesan-pesan darinya? Simak aza yach!
“Duh….nggak nyangka banget dech bisa keluar sebagai pemenang, apalagi bisa menyabet 2 kejuaraan. Memang niat saya tidak setengah-setengah dalam mengikuti ajang perlombaan ini. Saya sangat berupaya sekali untuk bisa mendapatkan hadiahnya. Tapi bukan sekedar ingin memiliki hadiahnya loch, melainkan saya ingin mengasah kemampuan saya, sebenarnya saya mampu atau tidak dalam menulis artikel. Karena tidak semua orang bisa membuat artikel dengan mudah, harus butuh pemahaman yang mendalam tentang seluk beluk penulisan artikel.
Berbagai macam usaha yang saya lakukan untuk bisa memenangkan lomba tersebut. Saya tetap menyusun beberapa artikel, meskipun saya berada di kelas ujian (kelas XII), karena tinggal beberapa hari lagi saya akan melaksanakan Ujian Nasional (UN), ketika saya menyusun artikel-artikel saya itu.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada:
Pertama, Allah SWT yang telah meridhai segala usaha saya. Kedua, Kedua Orang tua saya tercinta. Pihak penyelenggara (Radar Sulteng) dan segenap suporter-suporter yang telah menyelenggarakan lomba penulisan artikel/opini tersebut. Saya mengucapkan terima kasih yang tak terkira nilainya kepada pihak SMAN 5 Palu yang telah memberikan dukungan dan arahan, serta motivasinya kepada saya. Khususnya Bapak Asri Djalil, S.Pd yang telah memberikan masukan-masukan dalam pembuatan artikel saya. Pesan saya kepada teman-teman khususnya di Kota Palu, janganlah berhenti menulis, baik itu menulis artikel, menulis curhatan hati di diary, dan lain-lain. Karena dengan menulis, ternyata banyak mendapatkan banyak faedah dan rezeki. Ini juga merupakan kata-kata yang diyakini Pak Asri Djalil, selaku guru bahasa Indonesia saya. Dan Itu telah terbukti, yaitu pada hal yang saya alami sendiri. Hanya dengan menulis sebanyak 3 lembar kertas HVS, saya bisa mendapatkan laptop. Rezeki yang saya dapatkan ini, akan menjadi motivasi saya untuk bisa berkarya lebih banyak lagi, karena ini merupakan langkah awal saya menuju kesuksesan dalam penulisan karya-karya tulis saya lainnya”. Itulah kata hati seorang siswi yang patut kita ikuti jejak keberhasilannya, yang ia tuliskan sendiri di kantor redaksi Radar Sulteng, pada (2/5) pukul 15.00 WITA. (Yuliana Sari_Supel)
dokumentasi : Yuliana Sari
Foto : Pujiati Sari (yang diwawancara)

Send Your Message To My EmaiL....

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):