Oct 26, 2008

Waspada Kenalan Lewat Telepon



Banyak Remaja Sekarang Pakai Identitas Palsu

Setiap makhluk hidup punya keahlian masing-masing buat melindungi diri dari makhluk asing. Bisaanya nih, mereka bakal menyembunyikan diri. Untuk teknik yang dipakai, ada yang kamuflase atau penyamaran ahli tingkat tinggi. Ternyata, hal tersebut, nggak hanya dilakukan oleh hewan semacam bunglon. Melainkan juga orang-orang di sekitar kita. Hiyy…
Tunggu dulu. Jangan dulu berpikir yang bukan-bukan. Mereka nggak bakal berubah jadi bunglon, kok. Cuma, mereka mengadaptasi cara hewan yang satu itu. Anehnya, cara tersebut dipakai bukan untuk mempertahankan diri, melainkan berkenalan. Wah, kenalan aja pakai cara bunglon. Malu, yah! Masa malu, dong! He,,, he,,, he,,,…
Coba aja tanya kepada beberapa responden Aku ini. Mereka pernah berkenalan memakai identitas palsu. Mayoritas memalsukan identitas saat berkenalan secara nggak langsung. Paling banyak dari remaja sekarang, mayoritas berkenalan lewat telepon (ponsel), dan ada pula yang kenalan lewat internet seperti, chatting atau Yahoo Messenger (YM).
Pengakuan pertama muncul dari Fitri Yuningsih, Mahasiswi UNTAD Palu. Remaja yang akrab dipanggil Fiyu ini, sering banget dapat kenalan lewat ponsel. Ceritanya, Ia dan teman ceweknya pernah kenalan dengan seorang cowok, yang identitasnya palsu. “Sering banget aku dapat kenalan lewat ponselku, tapi selalau memakai nama samaran. Tapi, lama-kelamaan nama aslinya ketahuan juga. Eh… ga taunya kenalan bisa jadi teman akrab, bahkan aku pernah jadian hanya via ponsel dan SMS-SMS-an aja,” curhat Fiyu kepada Aku.
Lain halnya dengan cowok yang bernama Aan Fahmi, cowok yang besar di Palu dan berasal dari Makassar ini, lebih suka pura-pura berkenalan dengan teman-temannya sendiri, padahal Ia hanya suka iseng dan mengerjai temennya aja. “Asyik aja, dari pada kenalan ama orang yang tejo (te` jolas), lebih baik isengin temen-temenku aja. Supaya sukses isengin mereka, bisaanya aku pake nama palsu dan beli no. ponsel baru. He,,, he,,,….” celoteh Aan yang sedang aktif kuliah di UNHAS Makassar, melalui ponsel kepada Aku.
“Soalnya, dia kan belum jelas siapa? Ketemu aja belum pernah, kok. Jelas aku pakai nama lain buat jaga-jaga. Siapa tahu orang tersebut ternyata nggak bener atau gimana. Aku harus hati-hati, kan?” ujar cewek yang dipanggil Elva. Betul juga kata Mahasiswi UNTAD Palu ini, kita harus hati-hati, karena waspada itu lebih baik. Tapi ingat, jangan langsung berprasangka buruk dengan orang lain. Karena hal itu tentu saja tidak baik!
Apalagi, yang mengajak berkenalan adalah cowok. Elva serta merta menceploskan nama palsu. Mungkin saking waspadanya, maka si Elva ini sampai-sampai nekad berbohong. Terutama, dia melakukannya kalau ada telepon nyasar, terus ngajak kenalan. “Soalnya, kita kan nggak pernah tahu di seberang sana kita lagi telepon sama siapa. Bisa aja khan, dia juga pakai identitas palsu,” jelasnya masuk akal juga.
Rendi pun sama. Pelajar SMAN 5 Palu tersebut juga pernah memalsukan identitas saat kenalan. Itu dilakukan oleh Ray –nama panggilannya- saat chatting. “Kalau kenalan langsung, face to face, aku pasti pakai identitas asli, kok. Beda kalau nggak langsung, seperti saat chatting. Kita mau bohong, dia nggal bakal tahu, kan?” dalihnya.
Wah, berarti emang bener, tuh. Berkenalan nggak langsung dengan lawan jenis berpotensi dibohongi. Terutama, masalah identitas. Ck ck ck… kudu` hati-hati dong, ya,…
Serupa tapi tak sama, ada Wahyudi SMAN 1 Palu Penggemar sepak bola itu juga pakai identitas palsu. Bedanya, Elva dan Rendi menggunakannya buat melindungi diri (baca: identitas), sedangkan Wahyudi melakukannya untuk iseng seperti Aan. “Supaya para cewek terkesan, aku pakai nama, umur, dan alamat palsu. Kan kenalannya lewat telepon, tuh. Jadi aman, nggak bakal ketahuan. Lagi pula, cuma buat iseng doang. Kalau dia mau diajak ketemuan, ya syukur. Kalau nggak, ya nggak apa-apa, he,,, he,,,” selorohnya (Yuli_Supel/Foto: diperagakan oleh Sariyani).

Send Your Message To My EmaiL....

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):