Sep 8, 2008

sEgitUNya yacH, remaja kota PaLu!

Pemilu Dimata Pemilih Pemula
Lebih Serius Siapkan Hari Valentine

SIKAP Apatis terhadap pemilu 2004 ternyata tidak hanya ditunjukkan kelompok-kelompok yang selama ini sering mengkampanyekan wacana golput. Tetapi skeptifisme itu ditunjukkan pula oleh kalangan generasi muda khususnya mereka yang berpredikat pemilih pemula.
Berikut liputan wartawan koran ini.

Laporan: Yardin Hasan


Ironisnya kelompok ini ternyata lebih familiar dengan hari Valentine (kasih sayang), 14 Pebruari ketimbang aktif ambil bagian dalam pemilu 2004 mendatang.
Pelaksanaan pemilu yang diyakini sebagai sebuah solusi terhadap berbagai kemelut yang dihadapi bangsa, ternyata tak cukup untuk menggugah semangat generasi muda khususnya para pemilih pemula untuk aktif ambil bagian didalamnya.
Pemilu 2004 yang kini tinggal 62 hari lagi, ternyata kalah semarak dari hari Valentine yang tinggal 11 hari lagi. Okta (17) pelajar SMK Negeri 1 Palu sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut hari kasih sayang sedunia tersebut.
Hal yang sama juga dilakukan oleh rekan Okta lainnya Andi Merry dan Ivan Abbas. Walaupun keduanya tidak satu sekolah dengan Okta, namun keduanya mengaku melakukan persiapan dengan rekan-rekan dari sekolah lain. Alasannya biar perayaannya lebih semarak.
Apakah tidak tertarik untuk belajar soal tata cara memilih di pemilu mendatang? Pancing koran ini saat mendapati ketiganya yang sedang asik memilih pernak-pernik Valentine disebuah Toserba di Palu Timur (1/2) lalu.
''Pemilu? Oooh yang disiarkan di televisi itu,'' cerocos Andi Merry sembari menatap heran ke wartawan koran ini. ''Itukan kerjaannya pemerintah. Kalo kita tidak tahu yang begituan,'' timpal Ivan. ''Mending kita urus saja urusan kita kita,'' seloroh Okta dengan melirik ke rekannya.
Sikap ketiganya juga tak jauh berbeda dengan dengan Naning, (18) pelajar kelas III SMU 2 Palu. Bagi Naning, dirinya tak perlu merasa repot-repot mencari informasi soal pemilu karena merasa bukan bagian dari pemilu itu sendiri. Lagipula Naning menambahkan, selama ini ia tidak pernah mendengar ada sosialisasi soal pemilu yang digelar oleh pihak tertentu. Ironisnya, pelajar yang bapaknya berprofesi sebagai pengusaha ini mengaku tidak tahu soal KPU sebagai pelaksana tekhnis pemilu. Menurut Naning selama ini ia hanya mendengar soal pemilu yang disiarkan oleh televisi swasta. Demikian pula dengan lembaga KPU yang menurutnya hanya berada di Jakarta.
Apakah pada pemilu nanti akan menggunakan hak pilihnya? Okta dan rekan-rekannya yang disodori pertanyaan tersebut nampak bengong. ''Nantilah dilihat,'' ujarnya singkat.
Namun demikian adapula beberapa siswa yang telah melek pemilu. Contohnya, Andri (17). Mantan pengurus OSIS di SMK 2 Palu, mengaku hanya mengetahui sedikit soal mengenal pemilu. Andri mengaku, walaupun belum pernah mengikuti pemilu, namun pada pemilu yang digelar 5 April mendatang ia berjanji akan menggunakan hak pilihnya.
Untuk membuktikan kepeduliannya terhadap pemilu, Andri berencana untuk masuk dalam salah satu jaringan pemantau pemilu. ''Pada pemilu nanti insya Allah saya dan beberapa teman akan menggunakan hak pilih saya,'' terang Andri yang mengaku terobsesi dengan wacana anti politisi busuk yang dikumandangkan akhir-akhir ini.
Apa sikap KPU dengan fenomena sikap apatis yang ditunjukkan oleh sebagian kalangan generasi muda? Kata anggota KPU Sulteng, Nelly Muhriani Spd, selama ini memang belum ada sosialialisasi yang dilakukan pihaknya. KPU sendiri menjadwalkan setelah tahap penetapan daftar caleg selesai.
''Seusai penetapan caleg, KPU sudah mulai melakukan sosialisasi soal pemilu. Satu yang menjadi sasaran adalah para pemilih pemula disekolah-sekolah,'' terang Nelly yang membidangi masalah sosialisasi ini. Bahkan untuk keperluan tersebut, KPU katanya telah menyiapkan buku panduan tentang tekhnis pelaksanaan pemilu.
Kehadiran buku tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pemilih pemula untuk berperan aktif di pemilu. Sebab buku tersebut disusun dalam bahasa yang cukup familiar dengan dunia remaja (gaul,Red), sehingga diharapkan mampu menstimulan (merangsang) para remaja untuk ambil bagian dalam even lima tahunan tersebut ( Supriyono_rekan wartawan Radar sulteng).

No comments:

Send Your Message To My EmaiL....

Your Name :
Your Email :
Subject :
Message :
Image (case-sensitive):